Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai isu 'klepon tidak islami' sebagai sebuah jurus adu domba dan pengalihan isu. Dia mengajak masyarakat jangan mau diadu domba dari isu 'klepon tidak islami'.
"Pertama kan nggak ada angin, nggak ada hujan tiba-tiba dimunculkan isu itu, dan kemudian dibikin ramai. Dalam dunia politik, maupun dalam dunia sosmed nggak ada sesuatu yang nggak ada ujung pangkalnya. Tiba-tiba bisa membludak dan menghadirkan kehebohan, kalau tidak, karena sesuatu ya memang ada maksud tersembunyi di balik kemunculan ini," ujar HNW saat dihubungi, Rabu (22/7/2020).
HNW menilai isu 'klepon tidak islami' sebagai jurus adu domba karena dalam narasinya dibandingkan dengan kurma. Menurutnya, membandingkan klepon dengan kurma merupakan salah satu jurus menyebar islamophobia.
"Jadi seolah-olah ujung dari itu kemudian orang akan nyinyir kepada makanan-makanan yang berbau keislaman. Kurma yang disimbolkan ke Arab-araban, keislaman itu kemudian diposisikan menjadi seolah-olah tidak meng-Indonesia, tidak membumi karenanya kemudian layak dinyinyiri dan di-bully. Jadi ini kelanjutan daripada jurus-jurus islamophopia," ucapnya.
Menurutnya tidak tepat jika klepon disebut tidak islami. Dia juga mengaku klepon jadi makanan khas yang sering disantap pimpinan PKS.
Terkait pengalihan isu, HNW mengaku khawatir kalau isu klepon tidak Islami yang viral di media sosial ini menutup isu-isu aktual dan penting lainnya. Dia mengajak masyarakat agar tidak terpancing isu klepon tidak islami ini.
"Kedua, kalau soal pengalihan isu karena memang banyak sekali isu yang lagi ramai. Isu tentang Djoko Tjandra, Harun Maisku, isu penanganan COVID-19, isu masalah korupsi, isu pilkada, banyak isu yang penting perlu perhatian serius. Tapi kemudian dimunculkan isu remeh temeh kaya klepon ini dan kemudian teralihkan lah kepedulian publik dalam masalah COVID-19. Termasuk untuk niat Pak Jokowi untuk me-reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga itu juga kan teralihkan," ucapnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat agar tidak terpancing. HNW juga meminta masyarakat mencari sumber atau referensi kuat terkait klepon ini agar tidak menjadi isu yang berlarut-larut.
"Karenanya saya mengingatkan agar kita jangan termakan jurus adu domba dan jurus pengalihan isu itu. Kita harus... diklarifikasi mendasar aja bahwa tak benar kalau kemudian klepon dianggap tak Islami. Sementara yang Islami adalah kurma, ya kedua-duanya adalah Islami selama dia halal dan toyyib," pungkas HNW.
Terkait isu klepon tidak Islami, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta polisi mengusut si penyebar isu. MUI menilai ada potensi melecehkan ajaran agama.
"Aparat penegak hukum perlu mengusut tuntas pengunggah dan penyebar unggahan di media sosial tersebut karena secara nyata telah menyebabkan kegaduhan. Termasuk elemen masyarakat yang menjadikan berita bohong itu sebagai bahan olok-olok yang menimbulkan permusuhan, kegaduhan, dan kebencian atas dasar suku, agama, ras, dan antargolongan," ucap Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am, saat dihubungi, Rabu (22/7).
"Posting-an itu berpotensi melecehkan ajaran agama," ujarnya.
Kehebohan yang menyebut klepon tidak islami muncul di media sosial setelah akun Twitter @memefess menyebutkan bahwa jajanan tradisional dengan taburan kelapa itu bukanlah jajanan islami.
Terlihat gambar yang tersebar di media sosial dengan tulisan 'Kue klepon tidak islami. Yuk, tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami'. dtc