Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Sedikitnya 595 guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) di Labuhanbatu, sampai saat ini belum memperoleh dana insentif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu selama 6 bulan terakhir. Insentif yang berasal dari dana hibah tersebut besarannya mencapai Rp 750.000/bulan/per guru.
Menurut Santosa, seorang guru MDTA di Ajamu Labuhanbatu, mengatakan, pihaknya merasa sangat terpukul secara ekonomi dengan macetnya pembayaran intensif dari Pemkab Labuhanbatu. Santosa mengatakan bahwa banyak teman-temannya seprofesi yang selama ini mengandalkan sumber nafkahnya dari honor dan intensif sebagai guru. "Gaji kami sebagai guru MDTA, ya berasal dari SPP dan intensif dari Pemerintah itu lah bang", katanya.
Ia menambahkan, semenjak adanya pandemi Covid-19, sekolahnya terpaksa diliburkan, sehingga SPP murid pun tidak bisa dikutip. Oleh karena itu dia dan guru-guru lainnya sangat berharap agar intensif dari Pemkab segera cair.
Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Labuhanbatu, Aliamsah, menambahkan, pihaknya sudah berulang kali mengajukan tuntutan pencairan ke Pemkab Labuhanbatu. Namun disebutan dana di kas Pemkab saat ini sedang kosong dan lagi diupayakan untuk pengadaannya.
Wakil Ketua DPRD Labuhanbatu, Abdul Karim Hasibuan, mengatakan, dana insentif bagi guru MDTA sudah disahkan dalam APBD Labuhanbatu tahun 2020. Oleh karena itu, Pemkab Labuhanbatu wajib menyalurkannya.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Labuhanbatu, Rajid Yuliawan, Senin (27/7/2020), membenarkan bahwa pemberian insentif tersebut merupakan kewajiban Pemkab Labuhanbatu. Ia memastikan bahwa insentif tersebut akan segera dibayarkan dalam waktu beberapa hari ke depan.
"Pasti, akan segera dibayarkan (sebagian) dalam waktu dekat ini," ujarnya.