Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Beberapa warga secara khusus ibu ibu di kawasan Medan Johor Namorambe mengeluhkan sulitnya belajar secara online (daring). Bahkan, bukan hanya dari kalangan orang tua, beberapa guru juga berharap, supaya proses belajar bisa kembali normal, walau harus tetap melaksanakan protokol kesehatan.
"Anak saya dua yang sekolah, setiap hari pulang kerja saya harus membuka hape, baru melihat tugas anak, lalu melihat yang satu lagi dan tiap hari sangat melelahkan," ujar Uly br Pasaribu warga Johor kepda medanbisnisdaily.com, Rabu (29/07/2020).
Baginya, belajar secara daring ini tidak maksimal, apalagi hape yang dimilikinya hanya dua dan itupun satunya milik suaminya yang driver ojek online.
"Saya tidak mengerti sampai kapan ini akan terus berlanjut, biaya hidup makin tinggi dan kebutuhan anak juga terus bertambah," keluhnya.
Hal senada disampaikan Wati salah satu guru TK swasta di Deli Tua, Kanal Medan yang mengaku sedih melihat anak anak yang sedang tumbuh kembang namun tidak mendapat pendidikan yang layak.
Diakuinya usia TK adalah masa anak anak sedang tumbuh dengan cerdas dan ceria dengan mengenal lingkungan sekolah.
"Saya pribadi berharap sekolah bisa dibuka. Sedih lihat anak anak seumuran TK tidak bisa mengenyam pendidikan, padahal usia mereka usia butuh pendidikan," tambahnya.
Ia juga berharap, aturan dan penerapan protokol kesehatan juga harus diterapkan, semisal membagi jumlah siswa dan mempersingkat jam belajar hingga memperbanyak aktivitas diluar ruangan dan tentunya tetap pakai masker dan cuci tangan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Ahmad Johan menyampaikan, regulasi tentang belajar secara online merupakan regulasi secara nasional dan kebijakannya dibuat di tingkat pusat.
Dirinya berharap, orang tua tetap sabar dalam menjalani aktivitas mendampingi anak anak dirumah dan bagi para guru tetap memperhatikan kebutuhan para murid dengan membantunya secara maksimal.