Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Koordinator Daerah Sumatra Utara menyesalkan tingginya angka penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara. Berdasarkan data terbaru GTPP Covid-19 Sumut, Selasa (4/8/2020) pasien positif corona menyentuh angka 4.261 dan 209 meninggal dunia dan sembuh 1.717.
BEM Nusantara menyayangkan sikap pemerintah provinsi Sumatera Utara yang lambat serta tidak memiliki terobosan untuk mencegah penyebaran Covid 19 di Sumatera Utara. Demikian dikatakan Koordinator BEM Nusantara Sumut Ridho Alamsyah kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (4/8/2020)
"Gugus tugas melempem. Kami binggung Sumut ini statusnya apa? PSBB enggak, new normal juga enggak. Sama saja. Gubernur Sumut terkesan lambat mengambil sikap serta miskin ide dan inovasi untuk mencegah penyebaran Covid 19 di Sumut ini, akibatnya angka positif Covid -19 terus meningkat.
Selama Corona, tim gugus tugas Covid-19 provinsi Sumatera Utara tidak memberikan ketegasan dan aturan yang berlaku kepada masyarakat yang berada di Sumatera Utara.
Hal sama dikatakan Ketua Senat Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) Ahmad Fahmi. Fahmi menyebut gugus tugas Covid-19 Provinsi Sumatera tidak memberikan dampak apapun kepada masyarakat yang ada di Sumatra Utara, terkhususnya di kota Medan.
Terkait penjagaan yang dilakukan gugus tugas, Fahmi mengatakan, di Medan sendiri tidak ada penjagaan ketat dari pemerintah provinsi.
"Bagaimana mau di jaga ketat, kan dari awal sampai saat ini, tim gugus tugas Covid-19 provinsi Sumatera tidak pernah memberlakukan yang namanya PSBB atau new normal," jelasnya.
Melihat semakin meningkatnya korban positif corona di kota Medan, seharusnya pemerintah memberikan aturan yang ketat kepada masyarakat.
Sementara Ketua BEM Universitas Potensi Utama Ade Pitrian mengatakan Pemprov Sumut perlu mempersiapkan skenario baru tentang kebijakan di tengah situasi pandemi Covid-19, jika tidak ingin semakin banyak korban berjatuhan. Sebab, kebijakan 6 bulan yang sudah berjalan ini tidak mengangkat ekonomi dan kehidupan masyarakat sumut.
“Beberapa kebijakan di antaranya bersifat dilematis tanpa fokus dan nyaris tanpa terobosan, karena korban Covid-19 di Sumut melonjak tinggi beberapa hari terakhir. Di tambah lagi telah diberlakukanya pembukaan mall, cafe dan tempat tempat keramaian yang akan menjadi dampak besar untuk penyebaran covid-19 di Sumut," kata Ade.
Selain itu, sambung Ade, Pemprov Sumut juga perlu memperhatikan sektor pendidikan, menyediakan sarana / prasarana terlebih siswa yang belajar daring.