Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pematang Siantar. Dessy Zulyanty Tanjung harus pasrah setelah mengetahui kekasihnya, Muhammad Alfarizi meninggal dunia, pada Rabu (5/8/2020). Bahkan, gadis 22 tahun itu melihat langsung sang pacar tergantung di dapur rumah yang berada di Jalan Seram Bawah, Kecamatan Siantar Barat.
Hubungan yang telah dijalani pasangan itu sudah memasuki tahun ke-6. Perjuangan yang dibina mereka dari awal ternyata harus kandas dan telah dipisahkan oleh maut.
Bertunangan dan saling tukar cincin yang berlangsung pada 15 Desember 2019, keduanya memiliki niat untuk sehidup semati. Undangan pernikahan pun telah disebar ke para sanak saudar dan teman-teman kedua mempelai.
Sejatinya akad nikah akan dilangsungkan di KUA pada Jumat 7 Agustus 2020. Kemudian esok harinya, keduanya menggelar resepsi pernikahan di rumah sang kekasih, Dessy Zulyanty Tanjung.
Ucapan selamat dari teman-teman baik korban maupun kekasihnya sudah tersebar di media sosial masing-masing. "Selamat ya, semoga lancar sampai waktu nya. Ikut bahagianl liatnya," tulis akun Facebook Ty di kolom komentar postingan Dessy Zulyanty Tanjung.
Kapolsek Siantar Barat Iptu Esron Siahaan mengatakan, sesuai hasil pemeriksaan mereka terhadap saksi-saksi disimpulkan bahwa dugaan motif korban bunuh diri karena permasalahan biaya pernikahan.
"Dugaan sementara, korban (Alfarizi) putus asa karena kekurangan biaya untuk pernikahan," ucapnya.
Diterangkan Esron, sebelum ditemukamn gantung diri, korban sempat menjalin komunikasi telepon dengan kekasihnya. Ketika itu, korban berjanji datang ke rumah Dessy yang berada di Jalan Batalyon, Kelurahan Bukit Sofa, Kecamatan Siantar Sitalasari.
Korban yang berjanji akan menemui kekasihnya tak kunjung datang. Dessy pun penasaran dan memilih untuk menemui korban di kediamannya. Namun apa yang disaksikan Dessy diluar dugaan.
"Karena nggak ada di kamar, pacarnya itu melihat ke dapur. Rupanya korban sudah gantung diri di dapur itu," tuturnya.
Kedua orangtua korban, kata Esron sudah lama bercerai. Sejak saat itu, ibunya memilih tinggal dan bekerja di Nias, Sumatra Utara. Mengetahui anak laki-lakinya akan melangsunkan pernikahan, sang ibu berjanji akan membantu biaya pernikahan.
"Ibunya itu janji mau bantu biaya pernikahannya. Tapi sampai sekarang nggak ada. Padahal, hari Jumat mau menikah. Gara-gara itu korban ini putus asa," pungkasnya.