Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga emas terus merangsek naik dan kembali mencetak sejarah. Pada hari ini, harga emas sudah tembus Rp 955.000/gram yang merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah. Harga ini naik Rp 10.000 dibandingkan Rabu (5/8/2020) sebesar Rp 945.000/gram. Namun, harga emas yang sangat mahal ini justru menjadi berita buruk bagi pedagang. Karena setelah penjualan anjlok 60-70% karena pandemi Covid-19, kini harga emas yang mahal membuat penjualan kembali nyungsep hingga 90%.
Pemilik Toko Emas Suranta di Pasar Pringggan Medan, Edi Suranta, mengatakan, penjualan memang sudah sangat sepi karena corona dan kini kembali dihantam mahalnya harga emas. "Penjualan sudah nyungsep hingga 90%. Kalau harganya terus naik, kami (pedagang-red) bisa jadi akan nol penjualan nantinya," katanya, Kamis (6/8/2020).
Edi mengatakan, untuk saat ini, masyarakat juga tidak ada yang menjual emas miliknya. Kemungkinan karena menunggu harga naik lagi hingga menahan penjualan emasnya. Apalagi, banyak analis yang memperkirakan harganga akan terus naik lagi.
Dikatakan Edi, dengan kondisi ini masyarakat kian enggan menjual emas-nya. Kecuali tiba-tiba harganya turun dengan persentase besar. Misalnya yang saat ini sebesar Rp 955.000/gram dan tiba-tiba turun hingga Rp 920.000/gram, masyarakat pasti akan langsung menjualnya karena takut harganya kian jeblok.
Pedagang emas di Pasar Sei Sikambing Medan, Anto Kacaribu, mengatakan hal senada. Dikatakannya, harga emas yang sangat mahal ditambah lagi Covid-19 menjadi faktor utama yang membuat penjualan terus merosot. "Sepi sejak corona dan sekarang makin sepi karena harganya mahal. Di kondisi seperti ini, memang yang membeli emas bisa dihitung dengan jari. Apalagi pesta juga belum banyak yang biasanya menjadi momen masyarakat membutuhkan emas untuk dipakai atau keperluan lainnya," katanya.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, kenaikan harga emas karena komoditas ini dianggap jadi save haven untuk kondisi saat ini. Karena di saat bersamaan, banyak instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan lainnya yang babak belur. Jlnamun justru emas menunjukkan kedigdayaannya dengan membukukan kenaikan fantastis. Dan hebatnya lagi saat ini menembus level US$ 2.000/troy ons, tepatnya dikisaran US$ 2.044/troy ons.
"Disaat terjadi krisis memang emas selalu menjadi alternatif invetasi yang lebih menjanjikan. Dan mereka yang terlebih dahulu membeli emas di awal tahun sebelum terjadi pandemi diperkirakan mendapatkan keuntungan sekitar 20%-an bahkan lebih. Bayangkan disaat indeks saham global justru masih membukukan kerugian dua digit. Emas justru mengalami kenaikan yang fantastis seakan mengabaikan semua kondisi buruk yang tengah terjadi saat ini," kata Gunawan.
Namun ada sisi negatif dari kenaikan harga emas yang sangat fantastis tersebut. Yakni keraguan investor yang semakin tidak berani untuk membeli emas karena dinilai kemahalan. Meskipun pada dasarnya rumusnya cukup sederhana untuk membeli emas yaitu selama krisis berlangsung, belum terlihat pemulihan atau justru semakin memburuk, ditambah pasien covid yang bertambah banyak, maka disaat itu harga emas masih berpeluang naik.
"Cukup simpel memang, tetapi tidak mudah diimplementasikan. Karena rumus tadi mengandung unsur ketidakpastian yang tinggi. Karena tidak ada yang bisa memastikan kapan covid berakhir, resesi sirna, tidak ada kecamuk baik itu perang dagang atau kemungkinan agresi senjata. Sehingga saya hanya menyarankan, selama anda yakin kondisi ekonomi kedepan membaik, maka anda boleh membeli emas, namun kalau tidak sebaiknya jangan coba-coba," kata Gunawan.