Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pematang Siantar. Pengibaran Sang Saka Merah Putih dalam perayaan HUT ke-75 tahun 2020 ini tampaknya akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana dalam perayaan Kemerdekaan RI sebelumnya, sebanyak 68 putra-putri terbaik bangsa terlilih menjadi pasukan dalam upacara kemerdekaan RI. Pandemi Covid-19 membuat hanya 8 putra-putri yang berkesempatan menjadi Paskibraka Nasional tahun 2020. Dengan berbagai penilaian, Paskibraka duplikat tahun 2019 dipilih 8 untuk menjadi Paskibraka Nasional tahun 2020.
Memiliki nama lengkap Sylvia Kartika Putri, anak sulung dari Serda TNI Tarsiman dan Tuty Chairi berkesempatan kembali tampil di depan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu pasukan pengibaran bendera Merah Putih.
Pada HUT ke-74 tahun 2019, gadis yang akrab disapa Putri ini dipercaya mengisi posisi di formasi 8. "Untuk tahun ini hanya 8 orang. Semua itu merupakan cadangan dari Paskibraka Nasional tahun 2019. Saya berkesempatan kembali di tahun ini," ucap siswi SMA Kartika Pematang Siantar itu.
Mengenal lebih jauh pasukan pengibaran bendera Merah Putih baru ditekuni Sylvia sejak duduk di bangku SMA. Beranjak remaja di bangku SMP di Kisaran, Kabupaten Asahan, Sylvia lebih menekuni ekstrakurikuler olahraga voli.
Didampingi ibundanya, Sylvia yang ditemui di kediamannya Jalan Voli, Kecamatan Siantar Barat, Sylvia optimis menjadi pembawa baki untuk tahun ini. Sebab kesempatannya cukup besar karena hanya ada 3 putri yang bertugas.
"Dari 8 orang itu nanti dibagi 2, penaikan dan penurunan. Hanya ada 3 putri. Mudah-mudahan saya menjadi pembawa baki untuk tahun 2020 ini," pungkasnya.
Dilanjutkan Sylvia, posisi dalam pengibaran bendera Merah Putih ditentukan pada hari H upacara 17 Agustus 2020. "Posisi pembawa baki ditentukan pada detik-detik sebelum upacara," ucapnya.
Dilahirkan dan besar dalam lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ternyata tidak membuat Sylvia mengikuti jejak ayahnya. Penuturan gadis yang hobi olahraga voli ini, ia ingin tampi beda dengan menjadi bagian dari Bhayangkara.
"Kalau untuk Kowad (sebutan bagi anggota TNI AD wanita) saya sebenarnya niat. Tapi saya ingin beda dari orangtua. Cita-cita saya menjadi Polwan (Polisi Wanita)," ujarnya.
Tuty Chairi, ibunda Sylvia tidak mempermasalahkan cita-cita putrinya itu. Tuty yakin dengan pilihan jalan hidup Sylvia, karena ia merasa Sylvia sudah bisa menentukan pilihannya di masa depan.
"Kalau ayahnya juga tidak keberatan. Semua kami serahkan ke anak aja. Dia yang menjalani nantinya. Apa kemauan dan niat dia, kami mendukung sebagai orangtua," katanya.