Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I menghadirkan program one outlet one village (OVOO) atau satu desa satu pangkalan. Tujuannya memudahkan masyarakat pelosok di Sumatra Utara mendapatkan elpiji.
Dihadirkannya program OVOO itu, juga untuk mengatasi kerap terjadinya kelangkaan elpiji di pelosok, juga karena harga jual tinggi atau jauh di atas harga eceran akibat permainan para oknum pengecer. Unit Manager Commumication, Relation & CSR Pertamina MOR I, Roby Hervindo, mengatakan program OVOO dikhususkan untuk menambah pangakalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan. Bukan di wilayah perkotaan seperti misalnya Medan, yang jumlah pangkalannya sudah banyak. Jika terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, maka jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil.
"Karena meski jumlah pangkalan ditambah, kan kuotanya tetap alias tidak ikut bertambah," ujar Roby di Medan, Sabtu (08/08/2020).
Disebutkan Roby, jumlah pangkalan elpiji di Sumut bertambah dan kini mencapai 11.176 sejak hadirnya program OVOO. Sebelumnya jumlah pangkalan hanya sebanyak 9.626. Dan untuk wilayah Sumut, OVOO sudah ada di 33 kabupaten dan kota, dan lebih dari 430 kecamatan dan di lebih dari 4.000 kelurahan.
"Pencapaian OVOO di Sumatra Utara kini mencapai 85 persen. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Sumut telah hadir OVOO," sebutnya. Lebih lanjut dikatakan Roby, Pertamina telah menyalurkan 77 juta tabung lebih elpiji 3 kg subsudi di Sumut sepanjang Januari hingga Juli 2020. Penyaluran elpiji non subsidi seperti Bright Gas, sebesar 13.903 Metrik Ton (MT). "Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi," pungkas Roby.