Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga TBS sawit di Sumatra Utara (Sumut) terus melanjutkan tren kenaikan. Setelah pekan lalu tembus Rp 1.909,19/kg dari sebelumnya Rp 1.821,26/kg, pekan ini harga tertinggi penetapan TBS sawit Provinsi Sumatra Utara (Sumut) periode 12-18 Agustus 2020 kembali mencetak angka baru. Harganya kini tembus Rp 1.965,19/kg.
Secara rinci harga penerapan TBS sawit Provinsi Sumut untuk:
Umur 3 tahun Rp 1.528,18/kg
Umur 4 tahun Rp 1.670,71/kg
Umur 5 tahun Rp 1.762,04/kg
Umur 6 tahun Rp 1.811,51/kg
Umur 7 tahun Rp 1.830,23/kg
Umur 8 tahun Rp 1.876,74/kg
Umur 9 tahun Rp 1.914,10/kg
Umur 10-20 tahun Rp 1.965,19/kg
Umur 21 tahun Rp 1.960,52/kg
Umur 22 tahun Rp 1.933,01/kg
Umur 23 tahun Rp 1.912,57/kg
Umur 24 tahun Rp 1.844,98/kg
Umur 25 tahun Rp 1.784,46/kg
Sementara harga rata-rata CPO lokal dan ekspor naik menjadi Rp 9.107,25/kg dari sebelumnya Rp 8.884,95/kg. Untuk rata-rata harga kernel sebesar Rp 4.823/kg dari sebelumnya Rp 4.520,41/kg. Sementara faktor K adalah 86,30%.
Untuk harga TBS sawit di tingkat petani, pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu. Meski harga tertingginya masih di level Rp 1.630/kg, namun rata-rata petani sudah mendapatkan harga dikisaran Rp 1.600-an/kg. Hanya Mandailing Natal yang masih berkisar Rp 1.500-an/kg.
Secara rinci, harga TBS pekan ini di 14 daerah penghasil sawit di Sumut yakni:
1. Langkat Rp 1.600/kg
2. Deli Serdang Rp 1.610/kg
3. Serdang Bedagai Rp 1.630/kg
4. Simalungun Rp 1.600/kg
5. Batubara Rp 1.620/kg
6. Asahan Rp 1.610/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 1.605/kg
8. Labuhanbatu Rp 1.600/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 1.605/kg
10. Padanglawas Utara Rp 1.630/kg
11. Padanglawas Selatan Rp 1.630/kg
12. Tapanuli Tengah Rp 1.620/kg
13. Mandailing Natal Rp 1.570/kg
14. Tapanuli Selatan Rp 1.600/kg
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, pekan ini memang hanya Mandailing Natal yang harganya masih di level Rp 1.500-an/kg. "Melihat tren harga ini, kami (petani-red) optimis pekan depan bisa mendapatkan harga mendekati harga penetapan provinsi," katanya, Kamis (13/8/2020).
Gus mengatakan, petani memang sangat berharap bisa mendapatkan harga sesuai atau mendekati harga penetapan. Karena untuk saat ini, masih ada selisih hingga Rp 200 lebih untuk setiap kg-nya dengan harga yang diterima oleh petani.