Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang bekerja di kapal pesiar masih sedikit sekali jumlahnya dibandingkan dengan SDM dari negara Filipina yang secara geografis lebih kecil. Sebagai perbandingan jika ada 10.000 orang, maka SDM Indonesia di kapal pesiar hanya 1.000, sedangkan SDM Filipina mencapai 7.000 orang.
Hal itu diungkapkan oleh Erik Gunawan, General Manager PT Sentina Arta Sumberdaya (SAS), sebuah perusahaan rekruitmen dan penempatan tenaga kerja untuk kapal pesiar saat berbicara sebagai salah satu narasumber dalam acara Talkshow Peluang Bekerja di Hotel dan kapal Pesiar di Era New Normal yang diadakan di Hotel Harper, Kamis (13/8). Talkshow digelar oleh PT SAS bekerjasama dengan IHGMA Sumut, organisasi para general manager di daerah ini.
Lanjut Erik, peluang bekerja bagi SDM dari Indonesia di kapal pesiar asing masih terbuka lebar. Disebutkannya, selama ini banyak pihak di luar negeri menyenangi SDM dari Indonesia namun sayangnya SDM Indonesia memiliki kelemahan yaitu kurang percaya diri. Hal ini menurutnya disebabkan pada masa lalu banyak SDM yang terjun bekerja di kapal pesiar hanya berbekal tanda kelulusan SMP dan SMA. tanpa ada pembekalan di bidang pekerjaan yang digelutinya, terutama terkait pelayanan (hospitality). “Lulus SMA langsung bekerja ke luar negeri (kapal pesiar-red)," ujarnya. Menurutnya, kondisi itu bisa terjadi karena dulu belum banyak sekolah sekolah pariwisata dibuka di tanah air seperti saat sekarang.
Dia pun menyebutkan, pada akhir tahun kapal kapal pesiar yang shutdown sejak Maret lalu akan berlayar kembali dan sejak September nanti pihak kapal pesiar memanggil krunya untuk bekerja kembali.
Sementara itu, Ketua IHGMA Sumut, Achmad Zulham memaparkan, bekerja menjadi seorang hotelier merupakan profesi menarik karena bisa bertemu orang-orang, berinteraksi dengan segala bangsa dengan latar budaya yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah pengalaman menarik bagi seorang pekerja hotel. Daya tarik lain bekerja di hotel adalah gaji yang diterima dua kali. Selain gaji, setiap bulan pekerja hotel juga menerima uang servis. "Itu di luar tips", ungkapnya.
Acara talkshow ini juga menampilkan pembicara lain, Kadis Pariwisata Kota Medan, Agus Suriono yang memaparkan terus membangun kerjasama dengan industri perhotelan di Sumut terutama dalam hal penerapan protokol kesehatan bagi petugas hotel maupun tamu. Sekretaris Perhimpunan Hotel Restoran Sumut (PHRI) Sumut, Dewi Juita Purba dalam paparannya mengungkapkan saat ini industri hotel sudah aman untuk diinap dan dijadikan tempat berbagai kegiatan pertemuan karena protokol kesehatan juga komit dilaksanakan.
Acara talkshow dihadiri undangan dari kalangan guru guru SMK di Medan. Usai talkshow sesi pertama dilanjutkan dengan kegiatan konseling dan diskusi tentang pelatihan ISAT (IHGMA-SAS Training Centre), peluang bekerja di hotel dan kapal pesiar.