Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta.Ekonomi Indonesia sudah terjangkit pandemi Corona. Buktinya, ekonomi RI minus 5.32% di akhir Juni 2020.
Ketua MPR periode 2019-2024 Bambang Soesatyo mengajak pemerintah untuk lebih mempersiapkan diri untuk membereskan ekonomi di tengah pandemi.
"Oleh karena itu saatnya kita bergotongroyong terus mendukung kebijakan pemerintah yang telah melakukan langkah konkrit mendorong peningkatkan ekonomi sektor riil seperti memberikan kemudahan permodalan bagi pelaku usaha baik kecil maupun besar," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam pidatonya di acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR & DPD RI 2020 di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
"Mendorong pemerintah dapat menahan laju penurunan ekonomi dengan meningkatkan penyaluran bantuan sosial dan stimulus bagi dunia usaha. Mendorong pemerintah melakukan pemulihan ekonomi dan mencegah terjadinya resesi, khususnya restrukturisasi kredit padat karya, penjaminan modal kerja, dan belanja pemerintahan daerah, akan tetapi tetap diiringi dengan pertimbangan dari aspek kesehatan masyarakat," tambahnya.
Selain itu, MPR juga mendorong pemerintah mempersiapkan sejumlah langkah dan strategi untuk mencegah terjadinya efek domino akibat Covid-19 dan mengimbau masyarakat untuk tetap bersabar dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Tetap optimis bahwa keadaan akan membaik," ujarnya.
"Pimpinan dan Anggota MPR memberikan dukungan kepada Pemerintah untuk mensinergikan kebijakan pemulihan ekonomi dan penanganan COVID-19," lanjutnya.
Menurutnya, keputusan pemerintah membentuk Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, sangat tepat. Mengingat persoalan ekonomi dan kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan penanganan COVID-19.
"Pengalaman sejumlah negara menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Tidak sedikit negara yang lebih mengutamakan penanganan kesehatan pada akhirnya menghadapi persoalan ekonomi yang kompleks, bahkan sampai terjadi resesi," jelasnya.
"Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan penyelesaian persoalan kesehatan dan sekaligus perekonomian. Tentu dengan catatan, bahwa kesehatan tetap menjadi prioritas karena dengan sehat, persoalan ekonomi menjadi lebih mudah penanganannya," tambahnya.(dtf)