Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan RAPBN tahun anggaran 2021 masih disusun dengan desain defisit anggaran. Itu artinya anggaran belanja negara lebih besar daripada pendapatan negara.
Jokowi mengatakan, defisit anggaran pada RAPBN 2021 diperkirakan mencapau Rp 971,2 triiun atau setara 5,5% dari produk domestik bruto (PDB).
"Dalam RAPBN tahun 2021 defisit anggaran direncanakan sekitar 5,5% dari PDB atau sebesar Rp 971,2 triliun. Defisit ini lebih rendah dibandingkan defisit anggaran di tahun 2020 sekitar 6,34% dari PDB atau sebesar Rp 1.039,2 triliun," kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Angka defisit yang mencapai Rp 971,2 triliun ini berasal dari penetapan anggaran belanja negara sebesar Rp 2.747, 5 triliun atau lebih besar dari pendapatan negara yang diperkirakan mencapai Rp 1.776,4 triliun.
Defisit anggaran ini merupakan selisih antara belanja negara dengan pendapatan negara. Dari tahun ke tahun, defisit ini akan dipenuhi oleh pemerintah melalui pembiayaan atau utang.
"Komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan fiskal dilakukan agar tingkat utang tetap dalam batas yang terkendali. Pemerintah terus meningkatkan efisiensi biaya utang melalui pendalaman pasar, perluasan basis investor, penyempurnaan infrastruktur pasar Surat Berharga Negara (SBN), diversifikasi, dan mendorong penerbitan obligasi/sukuk daerah," ungkapnya.(dtf)