Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tanjungbalai. Hidup dalam jepitan kemiskinan membuat keluarga Hendra (44) hanya bisa pasrah pada nasib. Bersama sang isteri Wahyuni (35), mereka berupaya tegar mengurus dua anak lelaki mereka yang sudah dewasa namun tak bisa hidup normal layaknya anak kebanyakan. Keduanya Aprilandi (22) dan Yusuf (18). Sejak balita sudah sakit sakitan. Kondisinya kini sudah tampak seperti tulang dibungkus kulit.
Mereka tinggal di rumah kayu sederhana, di Jalan Alteri Gang Bengkel Kelurahan Sirantau Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjungbalai. Wahyuni berkisah. Pertama anak lelakinya bernama Aprilandi saat kelas III Sekolah Dasar pernah jatuh. Karena tak kunjung sembuh, keluarga membawanya ke dokter.
“Setelah kami bawakan berobat ke dokter, anak saya Aprilandi terkena penyakit saraf terjepit. Karena kami tidak ada biaya untuk berobat setiap hari akhirnya badan anak pertama kami ini jadi seperti ini, tingggal kulit pembungkus tulang,”ujar Wahyuni saat berbincang bersama wartawan, Selasa (18/8/2020).
Kemudian anak kedua mereka, M Yusuf. Saat berusia 9 tahun,berat badannya terus berkurang. Mereka kemudian membawakan ke dokter anak dan didapat keterangan kalau Yusuf menderita gizi buruk.
“Gak ada dana, makanya di bawa ke rumah saja. Dirawat di rumah,” kata Wahyuni sembari mengatakan pekerjaan suami sehari-hari hanyalah penarik beca.
Potret keluarga miskin ini rupanya sampai dan terdengar oleh Walikota Tanjungbalai, H.M Syahrial. Usai pelaksanaan upacara kemerdekaan kemarin, ia langsung mengunjungi kediaman keluarga tersebut dan membawa sejumlah bantuan. Hadir juga dalam kesempatan itu Kapolres Tanjungbalai AKBP Putu Yudha Prawira dan Dandim 0208 Asahan, Letkol Inf Sri Marantika Beruh untuk menyerahkan sejumlah bantuan.
“Tentu kita sangat prihatin ada warga kita yang mengalami situasi ini. Kami hadir di sini sebagai bentuk untuk memberikan penguatan, empati terlebih dihari ulang tahun kemerdekaan RI Ke-75, kepada pihak keluarga kami berharap untuk tabah dan sabar menghadapi kondisi ini,” kata Syahrial.
Tidak hanya itu, Pemko Tanjungbalai juga mengupayakan perobatan untuk kedua warganya yang mengalami gizi buruk tersebut.