Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdily.com-Tanah Karo. Tebaran abu vulkanik Gunung Api Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, di atas aereal pertanaman seluas 6.824,5 Ha, berdampak luas terhadap laju perekonomian warga 7 kecamatan. Sejak erupsi tanggal 8 Agustus 2020 - 14 Agustus 2020, kerugian yang dialami petani Karo lebih dari Rp. 170,4 miliar.
Data yang diperoleh medanbisnisdaly.com dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Karo, Rabu (19/8/2020). Tercatat sebanyak 29 komoditi hortikultura mengalami kerusakan ringan, sedang, dan parah. Nilai total kerugian yang di rangkum Distan Karo, senilai Rp. 170.422.178.136,-
Rincian kerugian yang dialami petani perkomoditinya di Kecamatan Naman Teran, Simpang Empat, Merdeka, Dolat Rayat, Kabanjahe, Barusjahe, dan Berastagi adalah sebagai berikut :
Cabai merah mengalami rusak ringan 527 hektar, sedang 173,4 hektar, rusak berat 171,6 hektar, dan puso 163 hektar. Dengan jumlah nilai kerugian Rp.41.895.650.000,-
Tomat mengalami rusak ringan seluas 385,3 hektar, sedang 151,6 hektar, rusak berat 120,4 hektar, dan puso 81 hektar. Dengan jumlah nilai kerugian mencapai Rp. 46.659.050.000,-
Kentang mengalami rusak ringan 465 hektar, sedang 227,8 hektar, rusak berat seluas 216,7 hektar, dan puso 188 hektar. Dengan nilai kerugian Rp. 33.976.290.000 ,-
Kubis (kol) mengalami rusak ringan 420,3 hektar, sedang 173,1 hektar, rusak berat seluas 155,2 hektar, dan puso 112 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 5.822.820.000,-
Kol Bunga mengalami rusak ringan 314,5 hektar, sedang 140 hektar, rusak berat seluas 103 hektar, dan puso 78 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 4.014.975.000,-
Petsai mengalami rusak ringan 207,1 hektar, sedang 53,7 hektar, rusak berat seluas 84,6 hektar, dan puso 76,5 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 2.257.200.000,-
Buncis mengalami rusak ringan 92,2 hektar, sedang 43,3 , rusak berat seluas 3,4 hektar, dan puso 7,5 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp.1.903.880.000,-
Cabe rawit mengalami rusak ringan 158,4 hektar, ringan 44 hektar, rusak berat seluas 6,1 hektar dan posu 18 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp.5.072. 544.000,-
Ubi jalar mengalami rusak ringan 92 hektar dan rusak sedang seluas 4 hektar, Dengan jumlah kerugian mencapai Rp.562. 500.000,-
Bawang Daun mengalami rusak ringan 80,1 hektar, sedang 26,5 hektar, rusak berat 14,3 hektar, dan puso 1,5 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 4.356.000.000,-
Seledri mengalami rusak ringan 46,2 haktar, sedang 3,3 hektar, rusak berat 4,9 hektar, dan puso 1 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.302. 900.000,-
Terong mengalami rusak ringan 99,3 hektar, sedang 25,1 hektar, rusak berat 15,2 hektar, dan puso 3 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.431.840.000,-
Selada mengalami rusak ringan 15 hektar, sedang 5 hektar, dan rusak berat 2 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 99.375.000,-
Lobak mengalami rusak ringan seluas 4,1 hektar, rusak sedang 0,4 hektar, rusak berat 7 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 33.808.320,-
Arcis (kapri) mengalami rusak ringan seluas 17,1 hektar, sedang 5,4 hektar, dan rusak berat 5,7 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.180.600.000
Krisan hanya mengalami rusak ringan pada luas areal 18 hektar, dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 675.000.000,-
Jeruk mengalami rusak ringan 48,3 hektar, sedang 4,1 hektar, dan rusak berat seluas 6,2 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai 1.934.000.000,-.
Brokoli mengalami rusak ringan 131 hektar, dan rusak sedang seluas 85 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai Rp. 1.279. 250.000,-
Selada air mengalami kerusakan ringan 14,7 hektar, sedang 1 hektar, dan kerusakan berat 1,5 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 68.125.000,-
Jipang mengalami kerusakan ringan 9,5 hektar, sedang 0,6 hektar, dan kerusakan berat 0,9 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 34.400.000,-
Strawberri hanya mengalami kerusakan ringan seluas 6 hektar, dengan jumlah kerugian mencapai RP. 195.000.000,-
Wortel mengalami kerusakan ringan 295 hektar, sedang 30,4 hektar, kerusakan berat 33,2 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 9.373.600.000,-
Jagung mengalami kerusakan ringan 284 hektar, dan kerusakan sedang seluas 80 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 3.356.640.000,-
Labu Siam mengamai kerusakan ringan 16 hektar dan kerusakan sedang seluas 16 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 658.800.000,-
Padi Gogo mengalami kerusakan ringan 40 hektar, dan kerusakana sedang seluas 40 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 793.800.000,-
Terong Belanda mengalami kerusakan ringan 1,5 hektar, sedang 0,6 hektar, kerusakan berat 0,9 hektar, dan puso 3 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 220.320.000,-
Markisa mengalami rusak ringan 12,5 hektar, sedang 1,4 hektar, kerusakan berat 2,1, dan puso 3 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 1.130.976.000,-
Kangkung mengalami rusak sedang 3 hektar, sedang 1,2 hektar dan kerusakan berat 1,8 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 129.600.000,-
Bit mengalami kerusakan ringan 0,1 hektar, dan kerusakan berat seluas 0,1 hektar. Dengan jumlah kerugian mencapai RP. 3.234.816,-.
Rincian kerusakan tanaman akibat erupsi Sinabung sampai tanggal 14 Agustus 2020 perkecamatannya adalah sebagai berikut : Kabanjahe hanya mengalami rusak ringan seluas 652 hektar.
Kecamatan Simpang Empat kerusakan ringan 1.113 hektar, sedang 890,4, dan berat 222,6 hektar (total 2.226 Ha). Naman Teran kerusakan ringan 227 hektar, sedang 340,5 hektar, berat 567,5, dan puso 552 hektar (total 1.689 Ha).
Merdeka kerusakan ringan 265,1 hektar, sedang 106,04 hektar, berat 159,06, dan puso 181,5 (total 711,7 Ha). Sementara 3 kecamatan yang komoditinya hanya mengalami rusak ringan yakni Kecamatan Berastagi seluas 512,8 hektar. Dolat Rayat 613 hektar, dan Barusjahe seluas 420 hektar.
”Kita hitung sampai tanggal 14 Agustus 2020 karena tanggal 15,16,17, dan 18 belum ada erupsi besar yang terlalu berdampak terhadap areal pertanian warga”, ujar Kadis Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Karo-Karo kepada medanbisnisdaily.com.
Ditempat terpisah Plt Kepala BPBD Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin ketika dihubungi medan bisnisdaily.com mengatakan pihaknya bekerjasama dengan TNI-Polri masih tetap melakukan pembersihan di areal terdampak, khususnya di jalur transportasi vital dan pemukiman warga.
“Selain melakukan pembesihan sisa material debu vulkanik pasca erupsi, kita juga sudah melayangkan permohonan bantuan kawasan terdampak ke Pemerintah Pusat. Sekiranya segera terealisasi untuk meringankan beban warga:, ujar Natanail Perangin-angin.