Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal kondisi ekonomi di tengah masa sulit pandemi COVID-19. Salah satunya penerimaan pajak yang mandek.
Jokowi mengungkapkan hal itu saat membuka rapat terbatas. Dia menerangkan beberapa mesin penggerak ekonomi sudah sulit diharapkan.
Seperti ekspor yang tentunya sangat berat untuk digenjot di tengah banyaknya negara yang ekonomi jug tengah terkapar. Begitu juga dengan konsumsi yang anjlok lantaran lemahnya daya beli masyarakat. Lemahnya daya beli itu terbukti dengan penerimaan pajak yang mandek.
"Informasi ke bapak ibu semua penerimaan pajak di bulan Juli mulai stuck lagi, tidak gini, tapi gini. Ini menunjukkan daya beli masyarakat sudah mentok lagi," ujarnya sambil mencontohkan curva yang mendatar dengan tangannya dilansir dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Menurutnya penerimaan pajak yang stuck itu disebabkan kebijakan pembatasan sosial terkait pencegahan COVID-19. Seperti restoran yang hanya boleh menerima tamu 50% dari kapasitasnya. Begitu juga dengan hotel dan tempat-tempat wisata.
"Tempat wisata, okupansi hotel juga belum bisa tinggi, saya kira tidak apa-apa. Tapi harus ada jurus lain yang bisa kita lakukan," ucapnya.
Jokowi mengaku tak kecewa dengan penerimaan pajak yang mandek. Sebab dia yakin hal itu bisa digantikan dengan mendorong pertumbuhan investasi. Sehingga bisa menggerakkan lagi roda perekonomian selama kuartal III-2020 agar RI tak jatuh ke jurang resesi.
"Saya minta nanti Pak Menko Maritim, yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga kuncinya selain konsumsi domestik, hanya satu yang penting lagi jangan sampai investasi itu tumbuhnya minus di atas -5%. Karena kemarin itu kita investasi -8%. Usahakan kalau tidak bisa plus ya jangan sampai minusnya di atas 5%," tuturnya.(dtf)