Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Semakin banyaknya pertambahan pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Provinsi Sumatra Utara setiap hari, berdampak pada semakin kurangnya ketersediaan tenaga medis, khususnya dokter anastesi.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Anastesiologi Terapi Infeksi Indonesia (Perdatin) Cabang Sumut, dr Andrianmuri P Lubis MKed (An) Sp An, mengatakan dari sekitar 110 anggota dokter anastesi dalam wadah Perhimpunan Dokter Spesialis Anastesiologi Terapi Infeksi Indonesia (Perdatin) Sumut, hanya 50 orang yang bisa diturunkan sesuai kriteria atau persyaratan penanganan covid-19.
Dan itupun dari 50 orang dokter itu, hanya 30 dokter saja yang bisa diturunkan secara bergiliran, khususnya untuk bertugas di Rumah Sakit (RS) Martha Friska Jalan Multatuli Medan dan RS GL Tobing Tanjung Morawa selaku rujukan covid-19 di Provinsi Sumut.
Sebab semua dokter anastesi, juga bertugas melakukan penanganan di rumah sakit swasta yang menangani pasien covid-19, termasuk sejumlah RSUD di Sumut. Dan selain itu, dokter anastesi juga menangani pasien non covid.
Selain itu, kurangnya tenaga anastesi itu juga karena ada beberapa dari mereka yang terpapar covid-19. Persisnya ada 8 orang yang terpapar dan satu diantaranya meninggal, serta ada 18 dokter anastesi PPDS yang juga terpapar.
Hal itu diungkapkan Ketua Perdatin Sumut, dr Adrianmuri dalam pertemuan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut yang diwakili Wakil Sekretaris, Arsyad Lubis, dan Kadis Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, di Posko Gugus Tugas Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (24/08/2020).
Bahkan di Agustus 2020 ini, kata dr Adrianmuri, Perdatin tidak mengirimkan dokter anastesi ke rumah sakit rujukan RS Martha Friska dan RS GL Tobing. Sebab selain karena ada beberapa komplain dokter anastesi terhadap manajemen rumah sakit terkait penanganan pasien, seperti menyangkut ketersediaan obat dan fasilitas APD.
"Mungkin dari 50 dikerucutkan lagi menjadi sekitar 30 an nanti. Yang 30 inilah yang kita buat aturannya bagaimana nanti di Martha Friska dan GL Tobing. Makanya untuk sementara baru bulan inilah kita tidak mengirimkan. Kita mau evaluasi ulang kendala-kendala di lapangan apa dan kita juga mau mengatur penjadwalan ulang," kata dr Andrianmuri kepada wartawan.
Namun begitu, sambung dr Andrianmuri, bukan berarti Perdatin Sumut tidak berkomitmen membantu Pemprov Sumut menangani covid-19 di Sumut. Hanya saja harus ada pemecahan masalah atau solusi atas kendala-kendala yang dihadapi para dokter anastesi di lapangan. "Tidak mungkinlah tidak ikut menangani, ini juga tanggung jawab moral," sebutnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan telah mendengar dan menampung apa permasalahan yang dihadapi dokter anastesi dalam penanganan covid-19, terkhusus di rumah sakit rujukan.
"Tadi dalam rapat sudah kita bahas karena sebelumnya orang itu (Perdatin) kirim surat karena mereka tidak bisa lagi karena keterbatasan tenaga. Mereka kan ada 50 orang, jadi 50 orang itu udah bergilir-gilir. Yang berikutnya udah tak ada lagi yang bisa tenaga anastesi diturunkan. Itulah kira-kira," ujarnya.
Namun begitupun, Perdatin sebut dr Alwi, tetap bersedia menurunkan anggotanya menangani pasien covid-19 di Sumut. "Tetap bersedia. Perdatin melaporkan beberapa masalah yang dihadapi anggotanya, jadi kita bilang ya nanti kita atasi," kata dr Alwi.
dr Alwi menambahkan karena rumah sakit rujukan Pemprov Sumut secara administrasi tidak kuat, maka jalan keluarnya nantinya ada penghubung yang langsung kepada dirinya dalam hal penyampaian komplain atau masalah-masalah yang dihadapi dokter anastesi dalam tugas penanganan. "Intinya tidak ada lagi masalah sebenarnya," ujar dr Alwi.
Kemudian Wakil Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Sumut, Arsyad Lubis, menambahkan apresiasi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sumut, kepada Perdatin dalam penanganan pasien covid-19.
Arsyad menambahkan agar semua pihak tetap berkontribusi dalam penanganan serta pengendalian covid-19 Sumut, termasuk agar semua masyarakat tanpa terkecuali untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19 di Sumut.
"Sebab ini tanggung jawab kita bersama. Bahwa ada masalah atau kendala di sana-sini ya betul, dan untuk itulah perlu kita duduk bersama mencarikan solusi. Tujuan kita semua sama yaitu bagaimana agar covid-19 bisa dikendalikan dan semoga wabah ini segera berakhir," tambah Arsyad.