Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan
Ketua Asosiasi Perusahaan Biro Perjalanan Umum Indonesia (Asita) Sumatera Utara, Solahuddin Nasution, mengatakan, penanganan Covid-19 akan berdampak pada country image pariwisata Indonesia. Oleh karena itu selama kurva/grafik penyebaran Covid-19 masih meningkat maka sektor pariwisata belum bisa pulih. Hal itu disampaikan Solahuddin Nasution menjawab medanbisnisdaily melalui pesan WhatsApp, Jumat (28/8/2020).
Dikatakan Solahuddin, negara negara pemasok wisatawan akan cermat mengamati program dan langkah yang dilakukan negara negara destinasi wisata dalam menangani Covid-19. Bahkan, ke depan, penanganan Covid-19 akan ikut membentuk citra pariwisata Indonesia di mata dunia.
"Bagi negara-negar yang citranya dipersepsikan bagus dalam menangani Covid akan meraup banyak keuntungan dalam geliat wisatawan. Karena hal ini dikaitkan dengan negara yang memprioritaskan kebersihan, kesehatan dan keamanan, tentunya paling utama aman dari Covid-19," katanya.
Dia menggambarkan, ke depan persaingan antar negara untuk menarik wisatawan tidak saja terletak pada keunggulan produk destinasi pariwisata, tetapi dikaitkan dengan success story negara bersangkutan dalam menangani pandemi Covid-19. Bagi negara yang dinilai kurang berhasil menangani Covid-19 akan semakin sulit mendapatkan wisatawan," ujarnya.
Pada sisi lain, sambungnya, bagi negara yang grafik penyebarannya masih tinggi dan terus meningkat maka warganya akan sulit diterima di negara lain sebagai wisatawan. Ini fakta yakni beberapa negara yang sudah mulai membuka pariwisatanya sangat selektif menerima wisatawan yang berkunjung ke negaranya.
Solahuddin menunjuk contoh Jepang, ketika pariwisatanya mulai dibuka hanya terbatas pada wisatawan dari negara negara tertentu seperti Vietnam, Selandia Baru dan Australia. Sebab, negara ini dianggap baik dalam penanganan Covid dan tidak "hight risk". Sikap ini juga sebagai bentuk upaya pemerintahnya melindungi warganya.
Kondisi Sumut
Secara khusus mengenai penanganan Covid di Sumut, kata Solahuddin, keadaan normal baru menjadi pertarungan komitmen pemerintah daerah tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dalam menangani Covid-19 ini.
"Saya kembali mengatakan sepanjang kurva/grafik penyebaran Covid-19 di Sumut masih meningkat maka sektor pariwisata Sumut tidak akan pulih, dan ini membentuk "destination image", citra Sumatera Utara sebagai salah satu tujuan wisata andalan," tandasnya.
Pada gilirannya dalam keadaan ini membuat geliat wisata di dalam negeri termasuk Sumut terbatas hanya antar daerah yang berdekatan. "Misalnya, orang Medan berwisata ke Pantai Cermin, ke Sibolangit, ke Brastagi, Parapat dan lainnya. Kita belum bisa mengharapkan wisatawan domestik yang jauh misalnya dari Jawa, atau provinsi lain yang menggunakanpesawat terbang untuk berkunjung ke Sumut. Apa lagi persyaratan naik peswat sekarang ini masih ribet harus ada rapid test dan sejenisnya.
Solahuddin menyarankan di tengah new normal perlu kehati-hatian dan antisipasi matang termasuk kepada pengunjung lokal. Sebab, bila tidak maka new normal bisa menjadi bumerang dan objek wisata bisa menjadi klaster penyeberan covid yang baru yang pada gilirannya objek wisatanya akan ditutup kembali. " Jika hal demikian terjadi maka berdampak membuat citra tujuan wisata (destination image) yang tidak baik," katanya.