Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Populasi harimau Sumatra di Sumatra Utara (Sumut) diprediksi tinggal 33 ekor lagi. Sedangkan untuk keseluruhan di wilayah Pulau Sumatra, jumlah yang tersisa hanya 400-600 ekor.
Minimnya satwa langka itu disebabkan karena beberapa hal antara lain, perburuan liar maupun karena tidak sengaja terjerat masyarakat. Demikian dikatakan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Hotmauli Sianturi saat konferensi pers di Kantor BBKSDA Sumut, Jalan SM Raja, Medan, Senin (31/8/2020)
"Kalau yang terjerat biasanya tidak sengaja. Masyarakat biasanya bermaksud menjerat babi hutan, tapi yang masuk malah harimau," kata Hotmauli.
Pada dasarnya konflik harimau dengan masyarakat tidak akan terjadi bila habitat satwa ini tidak terganggu. Apalagi pada dasarnya setiap masyarakat adat mempunyai kearifan tersendiri sebagai proteksi mereka terhadap harimau. Namun kearifan itu, saat ini, banyak yang tidak dilakukan lagi.
"BBKSDA Sumut selalu mengedukasi masyarakat, tidak selalu kemunculan harimau di satu tempat berbahaya," kata Hotmauli.
Dalam konferensi pers kali ini BBKSDA Sumut menjelaskan soal pihaknya yang mengevakuasi seekor harimau remaja berusia 2-3 tahun dari Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Tapanuli Selatan. Harimau dievakuasi karena sebelumnya beberapa kali memangsa ternak warga. Harimau seberat 45 ini dibawa ke Sanctuary Harimau di Barumun Nagari. Saat dicek, kondisinya dalam keadaan mallnutrisi.