Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi COVID-19 telah mendorong perkembangan digital di seluruh dunia. Mulai dari bekerja, belajar, pertemuan, rapat hingga belanja dipaksa untuk dilakukan secara virtual.
Namun menurut Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, aktivitas digital itu tidak seampuh aktivitas fisik untuk menopang roda ekonomi, terlebih lagi di Indonesia.
"Krisis kesehatan telah memaksa kita melakukan lockdown dan menurunkan aktivitas fisik. Di Indonesia kontak fisik menjadi pilar paling penting dalam ekonomi Indonesia. Jadi kalau kontak fisik tidak ada aktivitas maka ekonomi menurun drastis," terangnya dalam acara peluncuran Aftech Annual Member Survey secara virtual, Kamis (10/9/2020).
Budi melanjutkan, mengganti kontak fisik dengan digital tidak memiliki dampak yang berarti dalam memberikan stimulasi terhadap ekonomi dibandingkan kontak fisik.
"Webinar rendah dampaknya dari fisik. E-commerce juga tidak seberdampak terhadap pasar di seluruh negara. Pendidikan virtual tidak seefektif sekolah normal. Itu lah kenapa krisis pandemi ini berdampak pada krisis ekonomi yang berat," tambahnya.
Tidak hanya itu, di Indonesia transaksi belanja online hanya 5% dari total transaksi ritel secara total. Sementara di China belanja onlinenya tumbuh 305%.
Sementara transaksi secara offline sudah turun sangat drastis. Alasannya masyarakat takut untuk keluar rumah.
"Orang masih takut keluar rumah. Kartu kredit saya cuma 10% dari penggunaan normal, turun drastis karena mereka tidak nyaman keluar dan takut," terangnya.
Oleh karena itu yang dibutuhkan saat ini adalah memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk kembali beraktivitas. Dengan begitu roda ekonomi bisa berjalan kembali.
Namun untuk melakukan hal itu tentu hal utama yang harus dilakukan adalah menyelesaikan permasalahan kesehatan itu sendiri.(dtf)