Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ekonomi global di tahun 2020 gonjang ganjing akibat virus bernama Corona atau COVID-19. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China ini memang menekan perekonomian di seluruh dunia.
Penyebabnya karena untuk menekan penyebaran virus, sebuah wilayah harus dibatasi skala besar bahkan harus lockdown.
Hal ini menyebabkan ekonomi di seluruh dunia tertekan, konsumsi masyarakat menurun, produksi terdampak dan ekonomi di berbagai negara mengalami resesi. Termasuk Indonesia.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan tekanan ekonomi yang terjadi akibat pandemi atau wabah ini merupakan hal yang wajar.
"Ini terjadi di semua negara, resesi bukan berarti kinerja pemerintah itu buruk. Memang seluruh dunia mengalami," kata Piter.
Pandemi memang bukan terjadi kali ini saja. Di masa lalu pandemi juga pernah menghantam ekonomi global hingga berdarah-darah.
Pada Juni 1348 Eropa dihantam Black Death yang menelan korban jiwa. Mengutip bbc.com gejala Black Death ini lebih menyeramkan dibanding COVID-19 karena muncul benjolan hitam yang tumbuh di ketiak dan selangkangan selanjutnya demam tinggi dan menyebabkan kematian.
Black Death juga menyebabkan kerusakan ekonomi meskipun tidak terlalu lama. Hal ini karena banyak dunia usaha yang mengalami kekurangan tenaga kerja.
Wabah ini juga menciptakan wirausahawan baru dan juga menyebabkan kerugian untuk perusahaan besar di Eropa.
Kemudian mengutip riset libertystreeteconomics.newyorkfed.org ada pandemi flu Spanyol yang memporak-porandakan ekonomi global. Pandemi yang berlangsung dari Januari 1918 ini baru selesai pada Desember 1920.
Saat itu diperkirakan 500 juta orang atau sepertiga populasi manusia di dunia terinfeksi dan tercatat ada 50 juta kematian di seluruh dunia.
Pandemi itu juga menjalankan kebijakan yang mirip dengan menekan penyebaran COVID-19 ini dengan menutup sekolah, teater, gereja, melarang pertemuan, pemakaman, pembatasan jam kerja hingga karantina pasien yang terinfeksi.
Riset juga menyebutkan untuk kota-kota yang sejak awal menetapkan pembatasan ketat dapat memulihkan perekonomian secara cepat. Namun memang pandemi ini menelan biaya ekonomi yang besar untuk menuju perbaikan.
Berdasarkan laman resmi covid19.go.id disebutkan pandemi flu Spanyol ini bermula di Kansas, Amerika Serikat (AS) dan menyebar melalui tentara dan penduduk ke seluruh dunia.
Kandidat Doktor Sejarah University of Melbourne Ravando Lie mengungkapkan flu Spanyol ini juga sampai ke nusantara khususnya Pulau Jawa dan Sumatera hingga menelan korban 1,5 - 4,37 juta jiwa.
Menurut Ravando strategi dengan melakukan penelitian ilmiah mengenai flu Spanyol yang dilakukan oleh Influenza Komisi bentukan pemerintah Hindia Belanda menjadi salah satu terobosan penting, di mana mereka menyebarkan kuesioner ke berbagai dokter yang tersebar di Hindia-Belanda untuk mengetahui dan mempelajari penanganan flu Spanyol dari berbagai daerah. Dari sinilah awal pemerintah kolonial merumuskan berbagai kebijakan penanggulangan pandemi yang kemudian berujung pada dibentuknya Influenza Odonasi pada tahun 1920.
Pandemi COVID-19 ini sudah menumbangkan ekonomi banyak negara besar di dunia mulai dari Singapura, AS, Prancis, Italia, Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Jepang.
Indonesia juga jadi salah satu negara yang sudah terancam masuk ke jurang resesi. Ini karena sudah 1 kuartal ekonomi Indonesia minus hingga 5,3%. Kuartal berikutnya ekonomi juga diprediksi minus.(dtf)