Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Lonjakan kasus positif Covid-19 di India membuat prospek harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ke depan sedikit melempem. Terlebih setelah 12 September 2020 terkonfirmasi 97.000 orang lebih positif Covid-19 di India hingga membuat total kasusnya kini 4,8 juta lebih. Tren kenaikan kasus di India yang angkanya terus mencetak rekor tersebut juga sempat memperburuk harga CPO.
Meski selama September harga CPO masih mampu diperdagangkan di atas RM 2.800/metrik ton, namun harga CPO dikhawatirkan terpuruk saat terjadi penambahan kasus Covid-19 di India. Maklum, India menjadi negara konsumen terbesar CPO dunia yang tentunya tren konsumsi di India tersebut sangat menentukan pembentukan harga CPO di pasar.
"Jika penambahan pasien tersebut tidak diikuti dengan kebijakan lockdown seperti yang dilakukan sebelumnya, maka pasar akan tetap optimis India masih akan menjadi motor konsumsi CPO global. Tapi jika lockdown, harganya pasti akan merosot," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (15/9/2020).
Gunawan mengatakan, sebelumnya memang beredar rumor bahwa India akan memberlakukan lockdown pada tanggal 25 September mendatang. Namun rumor tersebut sudah ditepis pemerintah yang tidak akan memberlakukan lockdown. Kabar tersebut sempat membuat pelaku pasar khawatir akan kemungkinan dampak buruk dari pemberlakuan lockdown tersebut terhadap harga komoditas.
Di sisi lain, tren pergerakan harga mata uang Ringgit Malaysia terhadap dolar AS yang mengalami penguatan justru memberikan tekanan terhadap kinerja harga CPO. Dalam sepekan terakhir, mata uang ringgit yang menguat dari posisi 4.17 ringgit per dolar AS menjadi kisaran 4.13 ringgit dolar AS menahan penguatan CPO.