Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Minimnya penanganan covid-19 di Kepulauan Nias, berimbas pada peningkatan kasus terkonfirmasi positif covid-19 di kawasan itu.
Setidaknya menurut Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, sudah 106 warga yang dinyatakan positif covid-19 di Kepulauan Nias hingga saat ini.
Dan Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli, mengungkap minimnya penanganan covid-19 di Sumut. Di antaranya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan.
"Dan sekitar 20 tenaga kesehatan se-Kepulauan Nias terpapar covid-19," kata Bupati Sokhiatulo Laoli, pada rapat koordinasi dengan kepala daerah se-Kepulauan Nias di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Diponegoro Medan, Rabu (16/09/2020).
Disebutkannya penelusuran orang yang terpapar covid-19 di Kepulauan Nias, lamban dilakukan. Sebab peralatan rapid test sangat kurang.
Dan parahnya lagi, sebut bupati, sudah sejak seminggu lalu peralatan reagensia metode PCR menipis di Kepulauan Nias. Dan tidak ada peralatan swab di Kepulauan Nias, tetapi harus dikirimkan ke Medan.
Ia pun meminta Gubernur Edy memberi solusi atas kekurangan peralatan itu. "Kita hanya periksa kepada pasien yang sudah bergejala berat. Saya sampaikan kepada Gubernur bahwa alat PCR yang kami butuhkan," ujarnya.
Sudah seminggu ini kita kekurangan swab. Sokhiatulo mengatakan, alat pemeriksa Rapid Tes dan PCR sudah mulai kurang sejak seminggu lalu. Ia berharap, alat pemeriksaan ini segera didistribusikan, agar dapat memeriksa warga lain yang diduga terpapar virus.
"Akan tetapi yang jadi permasalahan, bagaimana alat ini bisa terpenuhi, karena masih berkeliaran di luar, ini yang membahayakan. Kita harus tindaklanjut, dan harus kerjasama," ujarnya.
Sampai dengan saat ini, pihaknya mengaku masih kekurangan tempat isolasi bagi warga yang terpapar covid-19. Bahkan, pihaknya juga belum menyediakan lokasi pemakaman bagi jenajah covid-19.
"Akan tetapi yang jadi permasalahan, bagaimana alat ini bisa terpenuhi, karena masih berkeliaran di luar, ini yang membahayakan. Kita harus tindaklanjut, dan harus kerjasama," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Edy mengatakan sambil berjalannya waktu, pihaknya akan mengajukan alat PCR kepada pemerintah pusat.
Sebagaimana diketahui saat ini, pemeriksaan swab dari Kepulauan Nias masih dilakukan ke Kota Medan. Namun pelan-pelan, tambah Edy, akan diajukan pengadaan untuk alat pemeriksa swab di Nias," ungkapnya.