Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kondisi sulit pandemi virus Corona membuat PT Bank Rakyat Indonesia/BRI (Persero) Tbk mencatatkan penurunan laba pada kuartalII-2020 sebesar 36,9% dengan raihan Rp 10,2 triliun. Dibanding pada semester I-2019, BRI mencatatkan laba bersih Rp 16,16 triliun.
"Kinerja keuangan BRI sampai kuartal II-2020 perlu kami laporkan bahwa dalam kondisi yang sangat sulit ini laba kita masih bisa membukukan laba sampai selama 6 bulan ini laba kita Rp 10,2 triliun dan artinya pertumbuhan labanya turun pertumbuhannya, turun sampai 36,9% dibanding tahun lalu," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (17/9/2020).
Meski begitu, Sunaryo menjelaskan total aset kuartal II-2020 masih bisa tumbuh sebesar Rp 1.387,76 triliun dibanding kuartal I-2020 sebesar Rp 1.288,2 triliun.
"Sebenarnya BRI masih mampu menumbuhkan aset 7,7% dan kemudian aset itu tentunya mayoritas dalam bentuk aset kredit yang masih tumbuh 5,2% dan dibentuk oleh simpanan masyarakat itu tumbuh 13,5%," ucapnya.
Penyebab turunnya laba perseroan selama semester II-2020 disebut karena adanya upaya penyelamatan terhadap UMKM untuk restrukturisasi kredit di tengah pandemi COVID-19.
"Karena kita melakukan restrukturisasi kredit sampai Rp 189 triliun, maka kemudian itu mengurangi daya keuntungan profitabilitas pada bank hingga hanya membukukan laba Rp 10,2 triliun, pertumbuhannya turun 36,9%," ucapnya.
Loan To Deposit Ratio (LDR) BRI kuartal II-2020 juga menurun tajam yakni 86,06% dibanding kuartal I-2020 yang 92,81%. Penurunan itu disebabkan akibat kecenderungan masyarakat yang memilih untuk menyimpan dananya di bank serta melambatnya penyaluran kredit di tengah pandemi virus Corona.
"Artinya nanti kita bisa simpulkan bahwa rasanya likuiditas nggak terlalu jadi tantangan. Tantangan justru bagaimana bisa mendorong permintaan kredit," tuturnya.(dtf)