Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sektor industri Sumatra Utara (Sumut) yang melempem di tengah pandemi Covid-19 membuat impor terpangkas sebesar 14,22% menjadi US$ 2,282 miliar menjadi US$ 2,661 miliar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, penurunan impor Sumut pada periode Januari-Juli 2020 terbesar karena importir memangkas pembelian bahan baku penolong. Tercatat, golongan barang ini turun 17,50% menjadi US$ 1,753 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 2,125 miliar.
"Penurunan impor bahan baku penolong memang sangat berdampak terhadap total impor Sumut. Pasalnya, golongan barang ini berkontribusi 76,83% terhadap total impor Sumut," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Kamis (17/9/2020).
Berdasarkan data BPS Sumut, pasokan produk impor yang paling banyak terpangkas berikutnya adalah barang modal turun 5,80% atau US$ 17,790 juta menjadi US$ 289,047 juta dari periode sama tahun lalu senilai US$ 306,637 juta.
Sementara impor barang konsumsi justru naik 4,98% atau US$ 11,387 juta. Jika Januari-Juli tahun lalu impor-nya mencapai US$ 228,515 juta, maka di periode sama tahun ini menjadi US$ 239,902 juta.
Untuk golongan barang, penurunan terjadi pada impor mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 11,45% menjadi US$ 295,992 juta, kemudian bahan bakar mineral turun 36,95% menjadi US$ 181,985 juta, plastik dan barang dari plastik turun 19,15% menjadi US$ 158,656 juta dan mesin/peralatan listrik turun 20,39% menjadi US$ 120,103 juta. Data BPS Sumut, impor bahan kimia organik juga merosot hingga 28,69% menjadi US$ 119,093 juta.
"Impor besi dan baja juga turun hingga 32,55%. Nilai impor-nya sepanjang Januari-Juli 2020 tinggal US$ 84,097 juta. Selain itu, pembelian biji-bijian berminyak juga berkurang hingga 5,89%," kata Syech.