Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pendukung Franc Bernhard Tumanggor (FBT), salah satu Bakal Calon (Balon) Bupati Pakpak Bharat, berharap pemilihan kepala daerah (Pilkada) Pakpak Bharat tidak dicemari dengan kampanye hitam. Para peserta pilkada diharapkan dapat mengedepankan kampanye damai.
Hal itu disampaikan Juru Bicara FBT Muda, Eka Boangmanalu SPd MSc, menanggapi beredarnya foto dan berita adanya sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Pakpak Simsim akan berdemonstrasi ke Polda Sumut dengan agenda tuduhan ijazah palsu salah satu bakal calon Bupati Pakpak Bharat.
Eka Boangmanalu mengatakan, pihaknya meminta siapapun yang akan maju nantinya di Pilkada Pakpak Bharat, hendaknya menjadikan helatan pilkada kali ini sebagai momentum untuk menunjukkan kemampuan dan karakter pemimpin yang mampu membawa demokrasi di Pakpak Bharat ke arah yang cerdas dan santun.
Sementara menanggapi adanya foto dan pemberitaan terkait rencana demonstrasi tersebut, Eka mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangkan hal itu dan Tim FBT Muda langsung meminta klarifikasi dari kelompok tersebut. Setelah bertemu, ternyata para mahasiswa pada foto tersebut bukanlah mahasiswa Pakpak Simsim.
"Mereka tidak berasal dari Pakpak Bharat, tidak mempunyai hubungan dengan Pakpak Bharat dan tidak mengetahui apapun mengenai Pilkada Pakpak Bharat. Salah satu mahasiswa yang terlibat, Abdul Syahri Wijaya, yang beralamat di Dusun Jaya Makmur, Bagan Sinembah, Rohil, Provinsi Riau, menerangkan bahwa mereka benar-benar tidak tahu dan sengaja dijebak oleh oknum pendukung salah satu kandidat Pilkada Pakpak Bharat, berinisial JC," ujarnya sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/9/2020).
Eka mengatakan, berdasarkan keterangan Abdul Syahri Wijaya tersebut, para mahasiswa disuruh memegang spanduk. Para mahasiswa itu merasa dijebak dan diperalat. Mereka kemudian meminta maaf kepada masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya kepada Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Franc Bernhard Tumanggor dan DR. H. Mutsyuhito Solin, M.Pd.
Eka berharap, peristiwa tersebut tidak terulang karena hal itu akan mencederai demokrasi. "Saya juga berharap bahwa pemimpin nantinya di Pakpak Bharat adalah yang dapat memberikan kesejukan di hati masyarakat, bukan pemimpin yang hanya bisa berkampanye hitam, apalagi menjadikan mahasiwa sebagai alat politik hingga menjadi korban," ujarnya.
Koordinator FBT Muda, Ari Padang, mengatakan, sebagai putera Simsim, dirinya sangat iba dengan kejadian ini. "Kelakuan-lakuan seperti ini sangat memalukan dan harus kita perangi. Jangan karena mau menaikkan salah satu bakal calon, sampai harus membohongi masyarakat. Seolah-olah mahasiswa Pakpak Simsim, ternyata hanya setting-an, hanya merusak kualitas demokrasi bangsa kita. Mari kita budayakan politik santun dan beretika dalam Pilkada ini. Ingatlah bahwa kampanye hitam dilarang oleh Undang Undang Pemilu dan pelakunya bisa dikenakan sanksi, bahkan sanksi pidana ," tuturnya.