Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Saham HSBC Holdings Plc terjun bebas di bawah level terendah sejak krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu. Hal itu karena tekanan meningkat di beberapa bidang termasuk potensi ancaman terhadap rencana ekspansinya di Cina.
Pada hari Senin, saham Bank Hong Kong yang berbasis di London itu turun di bawah penutupan terendah sejak Maret 2009, mencapai level terendah HK $ 29,60. Melansir Bloomberg, Senin (21/9/2020), di bursa London pada hari Jumat, saham perusahaan diperdagangkan pada level terendah sejak 1995.
Bank terbesar di Eropa itu adalah kandidat yang mungkin masuk ke dalam "daftar entitas yang tidak dapat diandalkan" Cina yang bertujuan untuk menghukum perusahaan, organisasi atau individu yang merusak keamanan nasional, sebagaimana diberitakan surat kabar Partai Komunis Global Times, Sabtu lalu.
Sehari kemudian, HSBC termasuk di antara bank global yang disebutkan dalam laporan Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ). HSBC disebut terus mengambil untung dari pemain yang kuat dan berbahaya dalam dua dekade terakhir bahkan setelah AS menjatuhkan hukuman pada lembaga tersebut.
"Jika perusahaan tersebut terdaftar sebagai perusahaan yang tidak dapat diandalkan oleh Cina, yang terlihat pasti karena ini adalah artikel Global Times, bank tersebut akan menghadapi banyak kesulitan untuk berbisnis di Cina," kata Banny Lam, kepala penelitian di CEB International Investment Corp. melalui telepon Senin.
"Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnis, setelah berinvestasi begitu banyak di sana selama beberapa tahun terakhir," lanjutnya.
Bank tersebut juga telah membuat marah Cina atas partisipasinya dalam penyelidikan Amerika atas Huawei Technologies Co. Hukuman termasuk pembatasan perdagangan, investasi dan visa pada perusahaan, negara, kelompok atau orang yang muncul dalam daftar.
HSBC menolak mengomentari artikel Global Times. Dalam sebuah pernyataan hari Senin menanggapi laporan ICIJ, dikatakan bahwa "Mulai tahun 2012, HSBC memulai perjalanan multi-tahun untuk merombak kemampuannya untuk memerangi kejahatan keuangan di lebih dari 60 yurisdiksi. HSBC adalah institusi yang jauh lebih aman dibandingkan tahun 2012."
Standard Chartered Plc yang juga disebut dalam laporan ICIJ, sahamnya turun sebanyak 3,8% di Hong Kong.
"Kami mengambil tanggung jawab kami untuk memerangi kejahatan keuangan dengan sangat serius dan telah berinvestasi secara substansial dalam program kepatuhan kami," kata bank tersebut pada hari Senin dalam sebuah pernyataan.
HSBC kini berisiko terjebak dalam gejolak yang semakin dalam setelah pusaran masalah selama setahun terakhir di tengah kerusuhan politik dan kemerosotan ekonomi di pasar terbesarnya, Hong Kong. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam menghadapi suku bunga rendah dan melonjaknya kerugian pinjaman yang dipicu oleh pandemi global.
Chief Executive Officer HSBC Noel Quinn yang mengambil alih sebagai kepala tetap bank pada Maret, bulan lalu mengeluarkan peringatan keras tentang masa-masa sulit di masa depan sambil melaporkan bahwa laba semester pertama berkurang setengahnya dan memprediksi kerugian pinjaman bisa membengkak menjadi US$ 13 miliar tahun ini.(dtf)