Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Persekutuan Gereja-Gerja di Indonesia (PGI) mengutuk keras peristiwa penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani di Papua. PGI bersurat langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Panglima TNI, dan Kapolri supaya peristiwa ini diusut tuntas. PGI ingin agar tim pencari fakta dibentuk.
"PGI mengecam keras peristiwa pembunuhan ini, dan olehya kami memohon agar Bapak Presiden segera memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini dengan mbembawanya mengusulkan dibentuknya Tim Pencari Fakta yang independen," demikian bunyi petikan surat PGI kepada Jokowi, salinan diterima dari PGI, Senin (21/9/2020).
Surat untuk Jokowi, Kapolri Jenderal Idham Aziz, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dibuat secara terpisah. Semua surat itu tertanggal 21 September 2020. Surat untuk Jokowi ditandatangani oleh Ketua Umum PGI Gomar Gultom dan Sekretaris Umum PGI Jaclevyn F Manuputty.
Pendeta Yeremia adalah Ketua Klasis (daerah) Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua. GKII sendiri adalah salah satu anggota dari banyak sinode anggota PGI.
Pendeta Yeremia tertembak dan meninggal dunia di Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua, pada Sabtu (19/9) kemarin. GKII Pusat mengabarkan via akun Facebook-nya, Pendeta Yeremia ditembak pada sore hari saat pulang ke kandang babinya.
Pihak TNI melalui Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa, menjelaskan Pendeta Yeremia ditembak oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB). TNI mendeteksi ada pemutarbalikan fakta, seolah-olah penembak Pendeta Yeremia adalah pihak TNI.
"Fitnah mereka di medsos, jelas sudah setinggan dan rekayasa untuk menghasut masyarakat sekaligus menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah menjelang SU (Sidang Umum) PBB," ujar Suriastawa dalam keterangannya, Minggu (20/9) kemarin.(dtc)