Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga emas pada bulan lalu sempat mencatatkan rekor tertinggi. Bahkan harga per ounce mencapai US$ 2.000.
Mengutip BBC, kenaikan harga ini menimbulkan pertanyaan pasokan logam mulia di dunia. Kapan habisnya?
Emas memang salah satu instrumen investasi yang diminati masyarakat di seluruh dunia. Emas juga jadi komponen di sejumlah produk elektronik dan menjadi simbol status di masyarakat. Namun emas adalah sumber daya yang terbatas hingga akhirnya habis dan tak bisa lagi ditambang.
Produksi tambang emas pada 2019 mencapai 3.531 ton turun 1% dibandingkan produksi emas periode 2018. Angka ini merupakan penurunan produksi pertama yang terjadi sejak 2008.
Juru Bicara Dewan Emas Dunia Hannah Brandstaetter mengungkapkan pasokan emas melambat dan produksi menurun di tahun mendatang.
"Karena cadangan emas yang ada saat ini mulai habis, penemuan ladang yang baru semakin langka. Ini menunjukkan produksi sudah mencapai puncak," kata dia dikutip dari bbc.co.ukJumat (25/9/2020).
Para ahli menyebut jika produksi emas ini akan terjadi secara bertahap. Volume cadangan emas ini diprakirakan oleh Survei Geologi AS sekitar 50.000 ton. Sebagai perbandingan ada sekitar 190.000 ton emas yang sudah ditambang di seluruh dunia.
Kasarnya, masih ada sekitar 20% lagi emas yang harus ditambang. Namun angka ini masih dinamis dan akan terus bergerak.
Teknologi baru yang dikembangkan memungkinkan untuk perusahaan melakukan ekstraksi di sejumlah cadangan.
Misalnya inovasi terbaru seperti big data, AI, dan smart data mining bisa mengoptimalkan proses dan efisiensi biaya.(dtf)