Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang dipimpin oleh seorang ephorus merupakan salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Merujuk pada data wikipedia, jumlah jemaat HKBP berkisar 6,5 juta jiwa yang tersebar di seluruh nusantara dan luar negeri. Sungguh jumlah yang fantastis tentunya.
Sebagai organisasi tentunya HKBP memiliki aturan dan tingkatan pengambilan keputusan dalam menjalankan aktivitas keorganisasiannya. Secara struktur pengambilan keputusan sinode godang menjadi level tertinggi dalam pengambilan keputusan. Sinode Godang diamanahkan untuk memilih Ephorus dan jajarannya, melakukan evaluasi program kerja periode sebelumnya, melakukan penyusunan program kerja untuk periode selanjutnya.
Pada tahun 2020 ini HKBP akan melakukan sinode godang ke-65. Dalam perhelatan akbar ini akan melibatkan peserta dengan jumlah ribuan orang sebagai peserta yang menjadi perwakilan dari setiap resort. Sinode godang dengan jumlah peserta yang cukup banyak ini tentunya menuai perhatian, di saat pandemi Covid-19 yang sedang melanda seluruh bangsa. Pertanyaan yang muncul, apakah sinode tetap dilanjutkan sesuai waktu atau diundur?
Sinode Godang seyogianya dilaksanakan pada tanggal 19-25 Oktober 2020 namun dengan pertimbangan situasi pada masa pandemi ini Ephorus HKBP mengeluarkan SK No.1147/L08/IX/2020 tentang penundaan sinode godang KE-65 HKBP 65 menjadi 9-13 Desember 2020. Dengan keluarnya keputusan penundaan tersebut muncul aksi protes dari sejumlah pendeta HKBP yang menuntut agar pelaksanaan sinode godang dilakukan sesuai jadwal. Mengapa sinode harus dipaksakan? Apakah ada cita rasa tertentu di sinode?
Jika berpikir secara rasional, tuntutan agar sinode godang tetap dilaksanakan di tengah pandemi dengan sistem yang konvensional. Aartinya pelaksaanaan sinode godang dilaksanakan di satu tempat dengan melibatkan ribuan peserta tentunya akan mencitrakan sesuatu yang buruk bagi masyarakat. Kita berharap para pimpinan HKBP bisa bersikap dengan baik untuk mengutamakan keselamatan jemaat dan warga bangsa secara umum. Mari kita memikirkan strategi baru sebagai tindakan alternatif dalam pelaksanaan sinode ini, dan tentunnya tindakan yang diambil memiliki potensi risiko yang rendah.
BACA JUGA: Guru, Pilar Bangunan Pendidikan
Salah satu tawaran tindakan alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan sinode secara virtual. Meskipun sebelumnya, Sekjen HKBP Pdt David Farel Sibuea MTh, DMin, menyatakan dengan tegas bahwa sinode godang ke-65 HKBP pada tanggal 19-25 Oktober di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara tidak akan digelar secara virtual di tengah pandemi yang masih mewabah. Namun sampai saat ini juga, hingga keluarnya surat keputusan penundaan sinode godang belum ada pernyataan sikap yang mengarah kepada pelaksanaan sinode secara virtual.
Sinode godang secara virtual dipandang menjadi alternatif yang baik dan berpotensi rendah risiko. Para pemimpin HKBP diharapkan tetap yakin dengan keefektifan sinode jika digelar secara virtul, karena beberapa rapat besar di tingkat nasional seperti rapat paripurna DPR, rapat kerja presiden dan jajarannya, dan berbagai perhelatan akbar lainnya yang menggunankan sistem virtual terbukti berjalan dengan lancar. Harapan besar ada pada para pimpinan HKBP untuk mengambil tidakan alternative ini.
Selanjutnya, mengulas kalimat terakhir di paragraf ketiga, Apakah ada cita rasa tertentu di sinode? Tentu, sinode menjadi gelanggang pemilihan pucuk pimpinan, yakni ephorus. Cita rasa kepentingan hadir pada momen ini. Sebagai jemaat HKBP penulis berharap agar pemilihan ini berlangsung dengan baik. Pada momen pemilihan ini kita berharap agar semua pihak menanggalkan kepentingan pribadi dan golongannya. Mari kita fokus pada kepentingan pelayanan jemaat secara kholistik.
Senada dengan konsep sinode dengan cara virtual, jika sinode godang dilakukan secara virtual tentunya peluang untuk melakukan pemilihan secara langsung dengan sistem voting akan sulit dilakukan dan pengakomodiran untuk beberapa pihak yang memiliki kepentingan juga akan kurang efektif. Untuk mengeleminasi praktik yang kurang baik dalam rangka pemilihan ephorus maka tindakan alternatif yang dapat ditawarkan adalah pemilihan secara undi. Konsep pemilihan secara undi diyakini akan menanggalkan unsur kepentingan dan tidak akan mencederai proses pelaksanaan pemilihan.
Sebagai warga gereja pasti kita sudah tidak asing lagi dengan konsep undi yang banyak diceritakan di Alkitab, (Kisah Para Rasul 1:21-26 yang menceritakan pemilihan Matias sebagai rasul). Sebagai warga gereja kita yakin dalam proses pemilihan secara undi ini campur tangan Tuhan tentunya hadir, sehingga tidak ada yang bersifat kebetulan.
Tindakan alternatif, berupa penyelenggaraan sinode secara virtual dan pemilihan secara undi tentunya dipandang baik dalam pelaksanaan even besar di tengah pandemi covid-19. Menanggalkan kepentingan demi keselamatan jemaat dan warga bangsa tentunya akan mendapat citra yang positif dari semua kalangan. HKBP, marilah berubah demi keselamatan jemaat dan warga bangsa!
====
Penulis Alumni FEB USU dan Jemaat HKBP
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]