Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Eksponen Cipayung Plus Kota Medan menyatakan sikap dan memberikan dukungannya kepada pasangan calon Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN) dalam kontestasi Pilkada Medan 9 Desember 2020. Hal ini terungkap usai diskusi Eksponen Cipayung Plus Kota Medan yang membahas New Normal Indonesia: Politik Dinasti, Oligarki, Omnibus Law, di Roda Tiga Bistro & Cafe, Senin (5/10/2020) malam
Ketua HMI Cabang Medan 2009-2010, Andika Syahputra menyampaikan, seorang pemimpin itu lahir dari sebuah proses. Hal ini yang menjadi diskusi yang mereka lakukan berhari hari. Hingga akhirnya mereka sepakat memberikan dukungan kepada Akhyar Nasution.
Menurutnya, suatu sistem yang baik dan benar itu adalah, sudah pasti dipegang orang orang yang berpengalaman, baik sebagai orangtua, keluarga maupun dalam pergerakan mahasiswa.
"Kita harus tahu, ketika kita sebagai mahasiswa, kampus itu adalah miniatur pemerintahan. Jadi Bang Akhyar ini sudah selesai dalam miniatur pemerintahan dalam dunia mahasiswa, sudah terdidik, saya tidak tahu yang di sana itu," ujarnya.
Andika melanjutkan, menjadi tolak ukur ke depan bahwa mahasiswa harus selalu mengkritisi pemerintahan. "Bang Akhyar ini, kalau kita ajak diskusi persoalan Medan, pergerakan mahasiswa, dan persoalan kemiskinan, sudah hafal. Jadi, berangkat dari situlah kegelisahan kita bersama, sehingga deklarasi dukungan Eksponen Cipayung Plus Kota Medan ini kita jatuhkan kepada Bung Akhyar dari sebuah ikhtiar kita," tutur Ketua Badko HMI Sumut 2011-2013.
BACA JUGA: Terkait Flayer Dukungan Akhyar, Suparno Mahulae: Tidak Ada Logo Cipayung, Hoaks Itu
Mewakili IMM, Qahfi Siregar, mengatakan, kontestasi Pilkada Medan saat ini sangat unik.Diapun mengibaratkan, ketika seorang mahasiswa merebut jabatan ketua, pastilah harus melalui sebuah proses.
"Enggak kan mungkin baru masuk kita semester pertama, saya lah jadi Ketua IMM, enggak mungkin. Modalnya apa? Apalagi ini Kota Medan, kota terbesar dari 5 kota di Indonesia. Masak yang mau jadi pemimpin, yang belum punya pengalaman sama sekali," bebernya.
Dia menilai, memimpin Kota Medan ini bukan sebagai ajang coba coba. Dari 4 kandidat yang ada, Qahfi mengatakan, hanya 1 kader yang lahir dari rahim Cipayung yakni Akhyar Nasution yang sejak tahun 1989 sudah menjadi kader GMNI.
"Ini yang perlu kita garis bawahi, bahwa kita dalam pesta demokrasi bukan hanya duduk manis, tapi harus memberikan kontribusi, kalau bukan kita siapa lagi. Saya berpedoman dalam suatu hadis, jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya," tegasnya kembali.