Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dalam rangkaian pesta demokrasi Pilkada Kota Medan, Eksponen Cipayung telah mendeklarasikan dirinya mendukung pasangan calon Akhyar Nasution-Salman. Seperti diberitakan sebelumnya, deklarasi berlangsung di sebuah cafe di Medan, Senin malam (5/10/2020). Deklarasi dirangkai dengan diskusi bertema "New normal: politik dinasti, oligarki dan omnibus law TOLAK".
Eksponen Cipayung menolak tegas adanya praktik dinasti politik yang sedang dibangun di Indonesia salah satunya di Kota Medan. Power tends to corrupt, absolut power corrupt absolutely, kekuasaan cenderung disalahgunakan. Kekuasaan yang mutlak pasti disalahgunakan, oleh karena itu perlu dibatasi.
"Kita sudah masuk pada alam demokrasi dan kami para aktivis tidak mau Indonesia mundur ke masa-masa otoritarianisme dimana nepotisme merupakan salah satu konsekuensi logisnya," kata Ketua GMNI Kota Medan periode 2013-2015 yang juga bagian Eksponen Cipayung, Effendi Kardo Naibaho dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10/2020)
Effendi menambahkan ada 3 faktor yang membuat ciri politik dinasti mulai semakin menunjukkan wajahnya dalam Pilkada Kota Medan. Yang pertama soal kepantasan. Memang benar bahwa dalam hukum positif tidak ada yang melarang keluarga dekat presiden maju dalam kontestasi politik apapun, namun secara etika dan kepantasan kurang elok kalau seorang menantu presiden maju dalam Pilkada Kota Medan karena nama presiden akan selalu melekat pada dirinya.
Faktor kedua, soal rekam jejak. Kami sudah mengikuti dan mungkin masyarakat luas juga sudah mengetahui rekam jejak politik Bobby Nasution, dimana debut politiknya baru dimulai pada saat Pilkada Kota Medan. Kami menganggap faktor pengalaman mutlak diperlukan untuk menjadi kepala daerah. Karena pengalaman itu yang bisa membuat sang figur dapat memahami persoalan yang terjadi dan mendorongnya pada rumusan-rumusan solusi untuk masyarakat Kota Medan.
Faktor ketiga privilage (hak istimewa). Dari dua faktor sebelumya, kami dapat melihat bahwa memang majunya Bobby Nasution dimungkinkan hanya karena privilage yang melekat dalam dirinya sebagai menantu presiden.
"Ketiga faktor tersebut tidak kami urai dalam bingkai subjektivitas, melainkan kami dasari pada fakta-fakta yang terjadi," kata Effendi.
Tidak hanya isu politik dinasti, omnibus law juga merupakan topik yang dibahas di deklarasi itu. Eksponen Cipayung menolak disahkannya RUU Omnibus Law. Pemerintah dinilai Eksponen Cipayung telah mengabaikan aspirasi masyarakat dan lebih mendahului kepentingan investasi, pengusaha-pengusaha besar dengan melucuti hak buruh.
"Kami mengajak masyarakat untuk benar-benar memahami situasi yang terjadi baik dalam lapangan politik maupun ekonomi sebagai pertimbangan dalam memilih pemimpin. Mari sama-sama kita rawat dan pertahankan demokrasi baik dalam bidang politik maupun ekonomi demi kepentingan masyarakat khususnya di Kota Medan," tutup Effendi.