Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Peritel asal Skotlandia Edinburgh Woolen Mill Group (EWM) mengatakan akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran sebagai bagian pemulihan bisnis setelah perusahaan diambang kebangkrutan akibat pandemi COVID-19.
CEO EWM Group Steve Simpson mengatakan akan mencari pinjaman guna melakukan restrukturisasi perusahaan dan berencana menjual sebagian toko atau jaringnnya. Rencana itu diperkirakan akan mengakibatkan 24 ribu orang terkena PHK.
"Kami telah mengajukan permohonan ke pengadilan hari ini untuk mendapatkan ruang bernafas untuk merencanakan restrukturisasi. Pasti akan ada pemotongan dan penutupan yang signifikan," kata Simpson, dikutip dari CNN, Senin (12/10/2020).
EWM adalah peritel Inggris terbaru yang memulai restrukturisasi besar-besaran, akibat pandemi menghancurkan penjualan pakaian dan mempercepat peralihan ke e-commerce.
Marks & Spencer, TM Lewin, Harrods, pemilik Topshop Arcadia dan rantai apotek milik Walgreens, Boots telah mengumumkan akan ada 12.800 PHK. Bahkan Selfridges terpaksa melakukan PHK kepada 450 orang pada Juli lalu.
Perlu diketahui ekonomi Inggris telah hancur akibat pandemi COVID-19. Pemulihan ekonomi Inggris juga melambat sebelum dan sesudah gelombang kedua kasus COVID-19 melonjak. PDB Inggris tumbuh sebesar 2,1% pada bulan Agustus, kurang dari setengah tingkat yang diharapkan para ekonom.
Namun, upaya pemulihan tetap dilakukan Inggris. Menteri Keuangan Rishi Sunak mengumumkan akan menggelontorkan dukungan tambahan untuk perusahaan yang terkena dampak pandemi COVID-19.
Selain hancur akibat pandemi COVID-19 EWM Group tengah menghadapi masalah setelah dituduh oleh pemasok di Bangladesh karena tidak membayar barang. Hal itu akhirnya merugikan keuangan perusahaan.(dtf)