Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memperingatkan para pemimpin negara agar tidak mengandalkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi pandemi COVID-19. Padahal sebelumnya WHO mengatakan negara-negara harus berhati-hati ketika hendak melonggarkan pembatasan-pembatasan.
Dilansir dari Nypost, Senin (12/10/2020) Utusan Khusus (Special Envoy) WHO Dr David Nabarro mengatakan bahwa tindakan pembatasan seperti itu hanya boleh diperlakukan sebagai upaya terakhir.
"Kami di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan penguncian (lockdown) sebagai cara utama pengendalian virus ini," kata Nabarro dalam wawancaranya dengan majalah Inggris The Spectator.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (12/10/2020):
- Misteri Rendahnya Kematian di India yang Catat 7 Juta Kasus Corona
India yang berpenduduk total 1,3 miliar juta jiwa mencatat total kasus virus Corona (COVID-19) terbanyak kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Sejauh ini, India melaporkan total lebih dari 7 juta kasus Corona, namun total kematiannya lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain yang juga terdampak parah.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (12/10/2020), Kementerian Kesehatan India melaporkan 74.383 kasus Corona dalam 24 jam terakhir. Total 7.053.806 kasus Corona kini terkonfirmasi di wilayah India.
Dalam pengumumannya pada Minggu (11/10) waktu setempat, Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 918 kematian dalam 24 jam terakhir. Total kematian akibat Corona di India kini mencapai sedikitnya 108.334 orang.
Menurut penghitungan Reuters berdasarkan data pemerintah, India mencatat tambahan 1 juta kasus Corona dalam 13 hari terakhir. Associated Press memperkirakan India akan menjadi negara terdampak Corona paling parah dalam beberapa pekan ke depan, melampaui AS yang mencatat lebih dari 7,7 juta kasus Corona.
- Maju Mundur Cantik WHO Soal Lockdown Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berulangkali mengubah sarannya terkait penanganan virus Corona (COVID-19). WHO sempat tak menganjurkan lockdown (penguncian), lalu menganjurkannya dan kini tak menyarankan lockdown lagi.
Sebagaimana diketahui, saat pertama kali virus Corona merebak pada Desember 2019, Wuhan, China, virus ini lalu menyebar ke berbagai belahan dunia. Pada bulan Februari, virus ini sudah masuk ke Jepang, Korsel, Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Sri Langka, Nepal, Uni Emirat Arab, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Finlandia dan Prancis.
Namun, ketika itu WHO tak lantas menganjurkan negara-negara menutup perbatasannya. Sikap WHO berubah lagi ketika meminta pemimpin negara berhati-hati ketika membuka lockdown. Kini, WHO justru tak menganjurkan lockdown.
- Korut Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru Saat Parade, AS Kecewa
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan kekecewaannya setelah Korea Utara (Korut) memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru dalam parade militer di Pyongyang, akhir pekan lalu. Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut diketahui terhenti hingga kini.
Seperti dilansir AFP, Senin (12/10/2020), rudal ICBM terbaru itu dipamerkan dalam parade militer di jalanan ibu kota Pyongyang pada Sabtu (10/10) malam waktu setempat -- tergolong langka bagi Korut menggelar parade pada malam hari. Pemimpin Korut, Kim Jong-Un, menyaksikan parade itu.
"Sangat mengecewakan melihat DPRK (Korut-red) terus memprioritaskan program rudal balistik dan nuklir yang dilarang," ucap seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya.
- Bikin Orang Miskin Jadi Makin Miskin, WHO Kini Tak Sarankan Lockdown
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memperingatkan para pemimpin negara agar tidak mengandalkan lockdown (penguncian) untuk mengatasi pandemi COVID-19. Padahal sebelumnya WHO mengatakan negara-negara harus berhati-hati ketika hendak melonggarkan pembatasan-pembatasan.
Dilansir dari Nypost, Senin (12/10/2020) Utusan Khusus (Special Envoy) WHO Dr David Nabarro mengatakan bahwa tindakan pembatasan seperti itu hanya boleh diperlakukan sebagai upaya terakhir.
"Kami di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan penguncian (lockdown) sebagai cara utama pengendalian virus ini," kata Nabarro dalam wawancaranya dengan majalah Inggris The Spectator.
- Donald Trump Klaim Sudah Kebal dari Corona
Presiden sekaligus capres petahana Amerika Serikat (AS) Donald Trump siap kembali berkampanye dalam Pilpres AS. Trump mengklaim dirinya sudah kebal dari virus Corona (COVID-19).
"Saya kebal (dari virus Corona)," kata Trump dalam wawancara di Fox News, seperti dikutip Associated Press, Senin (12/10/2020).
Trump tidak menyebut secara gamblang apakah hasil tes swab terhadap dirinya sudah menunjukkan negatif dari Corona. Trump pun menyebut kesehatannya sudah lebih baik.
"Saya merasa luar biasa," kata Trump kepada orang banyak. Trump kemudian menyatakan bahwa pandemi Corona, yang telah menewaskan lebih dari 210.000 orang AS telah "menghilang" meskipun dia masih dalam proses pemulihan dari virus. dtc