Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah mengantisipasi munculnya klaster COVID-19 di pengungsian saat bencana. Salah satu strategi pemerintah adalah memberikan alat proteksi diri serta menggelar tes COVID kepada pengungsi.
"Seluruh pengungsi akan kami berikan masker dan peralatan proteksi diri agar tidak terjadi klaster-klaster COVID-19 di pengungsian. Kami kerja sama dengan Kemenkes, ada pengungsian kita lakukan misalnya testing apakah rapid atau PCR, kami konsultasi dengan Kemenkes," ujar Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dalam konferensi pers seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi secara virtual, Selasa (13/10/2020).
Juliari menambahkan, bahwa jumlah pengungsi dalam satu titik akan dikurangi untuk mencegah terjadinya kerumunan yang berpotensi ada penularan COVID-19. Teknis pelaksanaan tergantung di lokasi bencana.
"Sehubungan dengan pandemik sekarang tentunya berbeda lokasi pengungsian pada saat normal. Di dalam Pemda itu bisa puluhan orang bahkan ratusan, kami lihat kondisi lapangan. Apabila gunakan tenda tidak bisa diisi sebanyak seperti kondisi normal, jumlahnya pasti kita kurangi. Tapi teknis pelaksanaan di lapangan tergantung lokasi," kata Juliari.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan kepada masyarakat soal prediksi bencana alam mulai bulan ini. Masyarakat diminta selalu memonitor peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Saya berikan contoh misalnya sekarang ini diramalkan juga mulai Oktober ini akan banyak hujan deras dan itu juga akan terjadi longsor bisa, mungkin saja ada tsunami, mungkin saja ada gempa bumi. Nah itu juga berpengaruh pada tadi COVID-19. Nah ini karena ada pengungsian dan sebagainya. Oleh karena itu kita juga minta baik supaya kita masyarakat juga ikut membantu jangan sampai apa namanya tidak menuruti warning yang sudah begitu disebarluaskan oleh BMKG," papar Luhut.(dtc)