Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan Pemerintah, khususnya Kementerian Agama (Kemenag) harus memperjuangkan pelaksanaan umroh yang akan dibuka pada November 2020 dan haji pada 2021 agar bisa diisi jemaah dari Indonesia.
"Pelaksanaan haji dan umrah harusnya bisa diikuti oleh jemaah dari Indonesia. Karena itu pemerintah perlu memanfaatkan setiap peluang yang ada agar jemaah Indonesia dapat kembali melaksanakan ibadah umrah dan haji secepatnya," ujar HNW dalam keterangannya, Selasa (13/10/2020).
Pernyataan ini disampaikan dalam teleconference kegiatan Jagong Masalah Haji dan Umrah (Jamarah) di Jakarta. Ia juga meminta pemerintah segera mendapat solusi terkait penyelenggaraan haji dan umrah yang ditangguhkan Pemerintah Arab Saudi selama pandemi COVID-19.
"Kami di Komisi VIII DPR juga berulang kali menyampaikan ke Menteri Agama untuk setiap peluang yang dibukakan oleh Kerajaan Saudi Arabia, agar Kemenag memaksimalkan lobi dan mengkomunikasikan secara efektif dengan pihak Arab Saudi," imbuhnya.
Mendengar rencana ibadah umrah akan kembali dibuka pada November 2020, HNW menyebut itu sebagai peluang yang harus dimanfaatkan dan pihaknya akan mendukung agar Menteri Agama bisa menjalankan perannya secara maksimal sehingga jemaah umrah dan haji bisa beribadah secepatnnya serta masalah daftar tunggu akibat penundaan bisa segera diatasi.
HNW berharap pelaksanaan umrah dan haji bisa diteruskan untuk jemaah Indonesia karena selama ini mereka dikenal memiliki citra positif, terutama pada saat pelaksanaan ibadah haji.
"Jemaah kita dilihat oleh jemaah negara lain sebagai jemaah yang tertib, teratur dan taat kepada peraturan. Ini yang perlu dijaga dan menjadi poin lebih yang harus dikomunikasikan dengan pemerintah Arab Saudi," tambah HNW.
Ia mengatakan citra positif itu telah berlangsung sejak lama, dibuktikan dengan beberapa ulama besar Indonesia yang menjadi ulama di sana, seperti Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syaikh Junaid alBetawiy, Syaikh Mahfud Termas, serta Syaikh Yasin Padang.
Menurutnya, ulama-ulama itu memiliki wawasan kebangsaan yang baik sehingga patut diteladadi dan dilanjutkan oleh para jemaah haji dan umrah asal Indonesia.
"Mereka adalah contoh bagaimana orang Indonesia bisa menjadi terhormat, menjadi mufti, imam atau ulama bahkan di Mekah dan di Masjidil Haram. Keduanya sangat penting dijadikan paradigma haji sebagai diplomasi positifnya Indonesia," tambahnya.
Oleh karena itu HNW menilai Pemerintah perlu memperjuangkan secara maksimal agar pelaksanaan ibadah umrah dan haji bisa dilakukan kembali oleh jemaah Indonesia. Ia mengingatkan nama baik Indonesia yang sudah harum bisa tercoreng jika Kemenag tidak melakukan tugasnya dengan baik sehingga Indonesia tetap dimasukkan sebagai salah satu negara yang warganya dilarang melaksanakan umrah.
"Kita sudah punya modal sejarah dan penerimaan publik yang sangat baik untuk jemaah asal Indonesia. Ini harus dimaksimalkan oleh pemerintah agar jemaah Indonesia bisa melaksanakan ibadah umrah dan haji secepatnya, layaknya negara-negara lainnya," kata HNW.
Sebagai informasi, Kementerian Agama menyampaikan Pemerintah Arab Saudi akan membuka kembali ibadah umrah pada November 2020, salah satu ketentuannya adalah umrah hanya bisa dilakukan satu kali per jemaah.
Meski masih menunggu keputusan terkait negara mana yang bisa melakukan umrah, Kemenag optimis jemaah Indonesia bisa diperbolehkan. Pasalnya, saat ini hanya 3 negara yang warga negaranya tidak boleh masuk ke Arab Saudi karena penanganan COVID-19 yang buruk, yakni India, Brazil, dan Argentina.dtc