Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto memberikan pengarahan kepada para peserta didik Sespimmen Dikreg ke-60 dan Sespimti Dikreg ke-29. Ia berpesan jika nanti menjadi pemimpin harus bisa menjalankan misi yang dibebankan dan dipertanggungjawabkan.
"Sebenarnya menjadi pemimpin itu tidak melihat di mana saudara akan ditugaskan, menjadi pemimpin itu adalah bagaimana saudara mampu menjalankan misi yang dibebankan atau yang dipertanggungjawabkan saudara-saudara," kata Komjen Pol Arief Sulistyanto dalam tayangan video, Jumat (16/10/2020).
Hal itu disampaikan dalam pembekalan terakhir kepada para peserta didik Sespimmen Dikreg ke-60 dan Sespimti Dikreg ke-29. Acara ini diikuti oleh 240 orang peserta yang berasal dari perwira menengah Polri berpangkat Kompol dan AKBP dan siswa tamu dari TNI dan manca negara. Sedangkan, Sespimti adalah Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi yang tahun ini diikuti oleh 86 peserta terdiri dari 68 Pamen Polri berpangkat Kombes, 17 Pamen TNI berpangkat Kolonel dan 1 orang peserta dari Kejaksaan.
Ia mengatakan sebagai pemimpin harus memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam leadership action. Ia menekakan seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi anak buahnya.
"Menjadi pemimpin itu memperlukan pembuktian kapasitas dan kapabilitas dalam leadership action pemimpin adalah tauladan harus mengajak kepada kebaikan. Kalau pemimpin tidak jadi tauladan dia bukan pemimpin, pemimpin tidak mengajak kebaikan itu juga itu bukan pemimpin. Pemimpin itu harus bisa tauladan dan berani mengajak kebaikan. Itu harus saudara tunjukan dalam mengelola organisasi yang akan ada pimpin," ujarnya.
Ia juga berpesan kepada para peserta didik agar menjalankan tugas dan amanah yang diberikan. Ia meminta jika nanti jadi pemimpin tidak menyalahgunakan kewenangan.
"Jangan memanfaatkan kewenangan ketika saudara diberikan tanggung jawab sebagai pimpinan maka saudara harus menjalankan amanah yang harus saudara pertanggungjawabkan. Jangan sampai salah menggunakan kewenangan itu," ucap Arief.
Selain itu, ia juga meminta para peserta didik terus belajar meski proses pendidikan Sespimmen dan Sespimti telah selesai. Ia mengibaratkan proses belajar itu tak boleh terhenti meski sampai ke liang lahat.
"Saudara-saudara tanggal 22 Oktober nanti sudah sampai pada batas, batas pendidikan saudara. Berlayar sampai ke pulau yang terpenting adalah belajarlah sampai liang lahat artinya walaupun saat ini kalian sudah mendekati batas waktu pendidikan tapi proses berlajar itu tidak akan pernah berhenti. Proses belajar itu akan terus berlangsung sampai kita masuk ke liang lahat. Apa yang saudara peroleh selama pendidikan sampai selesai nanti itu baru syarat formal, formalitas saudara untuk menjadi bekal meniti karir di kemudian hari. Tapi yang paling penting adalah setelah saudara mengikuti pendidikan ini adalah apa yang akan saudara-saudara lakukan untuk membuktikan kalau saudara memang betul bisa menjadi seorang pemimpin. Intinya itu menjadi pemimpin itu tidak mudah, bahwa menjadi pemimpin itu tidak cukup hanya dari aspek formalitas saja. Tapi menjadi pemimpin jitu perlu satu pembuktian, perlu satu proses yang ini tidak akan pernah berhenti sampai kita selesai hidup ini," tuturnya.
(dtc)