Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Munculnya kluster-kluster baru membuat penyebaran Covid-19 hingga saat ini masih sulit untuk ditekan. Padahal, protokol kesehatan (prokes) yakni mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari keramaian (3M) menjadi jurus 'ampuh' untuk bisa melawan penyebaran Covid-19. Sayangnya, kondisi sosial ekonomi sangat mempengaruhi penerapan prokes di tengah masyarakat.
"Tapi ya itu tadi, kondisi sosial ekonomi sangat mempengaruhi kewajiban mencuci tangan dan menjaga jarak. Coba kita lihat di dunia. Negara dengan populasi besar seperti India dan Filipina termasuk Indonesia, penyebaran Covid-19 tinggi karena sangat dipengaruhi kondisi sosial ekonomi," kata Ketua Tim Covid-19 UMSU yang juga Konsultan Rinologi, dr. Siti Masliana Siregar, pada Diskusi Media Forum Jurnalis Peduli Covid-19 dengan tema upaya pencegahan dan proteksi kesehatan menghadapi pandemi Covid-19, yang dilakukan secara virtual, Jumat (16/10/2020).
Pada acara tersebut, turut hadir sebagai pembicara Jubir Gugus Tugas Kota Medan yang juga Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kota Medan, dr. Mardohar Tambunan dan Head of Corporate Communication & Event Management PT AXA Mandiri Financial Services, Luile Sawitri.
Siti mengatakan, kepatuhan terhadap prokes 3M sangat penting mengingat kluster-kluster baru terus bertambah. Ditambah lagi pemahaman masyarakat setelah masuk era New Normal yang menganggapnya sebagai kehidupan normal. Padahal, New Normal jadi semacam 'hidden danger' karena mutasi virus ini semakin cepat.
"Di era New Normal, Covid-19 jadi hidden danger. Karena mutasi cepat. Memang transmisinya ke orang lain bervariasi karena tergantung pada imun, umur, serta ada komorbid atau tidak. Namun yang jelas, kasusnya terus bertambah dan itu artinya penyebarannya masih terus terjadi," katanya.
Siti juga menyinggung 'bahaya' di kluster baru pilkada. Dikhawatirkan, gelaran pilkada nantinya akan membuat kasus Covid-19 naik secara signifikan. Terlebih banyak orang tanpa gejala (OTG) yang sangat berpotensi menyebarkan ke orang yang kontak dengannya. Karena itu, masyarakat harus terus patuh menjalankan prokes Covid-19.
Jubir Gugus Tugas Kota Medan yang juga Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kota Medan, dr. Mardohar Tambunan, mengatakan, Pemko Medan terus melakukan tindakan untuk menekan penyebaran Covid-19 melalui edukasi. "Pencegahan juga dilakukan melalui kegiatan yang sifatnya langsung. Bahkan semua Puskesmas digiatkan untuk sosialisasi dan tindakan nyata pencegahan Covid-19," katanya.
Dikatakannya, memang ada kendala di lapangan dimana masyarakat tidak melihat 'New' tapi 'Normal'-nya saja di era New Normal. Karena itu, Pemko Medan sendiri membuat Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan banyak diadopsi daerah lain. Melalui AKB, masyarakat ditekankan untuk benar-benar mematuhi semua kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.
"Karenaprokes kunci penanggulangan Covid-19. Jadi kami akan terus sosialisasi dan melakukan edukasi. Bahkan OPD dan SKPD juga terus digiatkan. Yang pasti, Medan tidak tinggal diam. Meski memang masih banyak masyarakat melanggar misalnya tidak pakai masker, tapi edukasi akan terus dilakukan. Karena merubah perilaku sulit," katanya.
Head of Corporate Communication & Event Management PT AXA Mandiri Financial Services, Luile Sawitri, mengatakan, pihaknya terus komit untuk melaksanakan protokol kesehatan di seluruh kantor AXA Mandiri di Indonesia. "AXA Mandiri menerapkannya dengan ketat," katanya.