Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banyak kisah survival (bertahan) saat pandemi Covid-19 menghiasi media massa yang tidak jarang menjadi inspirasi dan motivasi. Salah satu yang menarik adalah kiat survive di tengah pandemi ala Nadhila Pratiwi Susilo, mahasiswi Universitas Sumatera Utara, yang membuka usaha buket.
Nadhila Pratiwi Susilo, 20, adalah sosok yang enggan berpangku tangan dalam mengisi waktu senggang di antara saat-saat kuliah dengan sistem daring di rumah. Dengan membuka usaha buket di rumah, dia telah memiliki kesibukan yang bisa mendatangkan uang.
Nad’Bouquet miliknya, yang berlokasi di Kompleks Taman Setia Budi Indah (Tasbi) Blok Vv 132 Medan, telah lumayan berjalan dan berkembang karena sudah memiliki pelanggan tetap.
Usaha home industri kerajinan tangan bunga rangkai (hand bouquet/buket), dirintis sejak Agustus 2019 lalu. Berbekal pernah mengikuti workshop hand bouquet secara online serta dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Nadhila Pratiwi lantas memilih jenis usaha yang masih jarang digeluti ini. “Karena juga sesuai passion dan bakat dalam kerajinan tangan. Kemudian saya melihat ada peluang di Kota Medan ini untuk membuka usaha hand bouquet yang terbilang masih sedikit,” ucapnya kepada Medanbisnisdaily.com, Kamis (09/10/2020).
Ternyata dia harus bekerja lebih keras lagi untuk menjalankan usahanya, karena selepas setengah tahun berjalan, dunia dilanda pandemi Covid-19. Apalagi usaha buket ini menyasar ke acara pesta perkawinan, lamaran, ulang tahun, syukuran, wisuda dan kegiatan sejenis yang banyak ditunda.
Dia mengatakan, pandemi virus Corona tentu saja berimbas kepada dunia usaha. Tetapi, kita juga jangan mudah menyerah dengan keadaan, karena masih bisa disiasati dengan berkreasi dan beradaptasi.
“Dengan melihat peluang dan sisi lain yang bisa disiasati. Seperti sekarang, di mana mahasiswa lebih banyak menjalani sidang dan wisuda secara online atau daring. Juga bagi para pekerja, yang sering melakukan tugas kantor dari rumah, maka bisa memesan tanpa perlu keluar rumah. Dapat dipesan langsung lewat hand phone dan buket akan sampai ke tangan penerima,” tuturnya.
Di awal pandemi dia juga sempat terhambat dengan pasokan bunga sebagai bahan utama buket. Namun, kata dia, hal ini akhirnya juga bisa diatasi. “Pada awal masa Covid, sangat berdampak pada suplai bunga asli, karena tidak masuknya bunga impor dari negara China. Tetapi setelah beberapa bulan, kita mulai beradaptasi dengan memakai bunga lokal dari Berastagi (Tanah Karo), yang tidak kalah kualitasnya,” tambah gadis yang akrab disapa Nanad ini.
Dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggannya, Nanad akan selalu memberikan yang terbaik, dengan mengutamakan kreasi cantik dan berbeda yang diharapkan bisa memberikan kesan positif untuk pelanggan dan tentu saja orang yang menerimanya. “Tentu saja harus menjaga kualitas agar tidak mengecewakan pelanggan, agar pelanggan terus menerus repeat order. Dan tantangan lain, yaitu terus berinnovasi dalam membuat rangkaian yang menarik,” papar bungsu dari tiga bersaudara buah hati pasangan Helty Susilo dan Kesuma Melati Nasution ini.
Di masa pandemi, Nanad memahami jika saat ini pemerintah sedang fokus pada hal yang urgensi, yaitu menangkal penyebaran Covid-19. Karena apabila sudah selesai dan stabil, maka perekonomian juga bisa kembali berjalan dengan lancar tanpa kita harus khawatir dengan kondisi kesehatan. “Dan yang paling penting dalam menjalankan usaha selama Covid adalah, kita harus bisa beradaptasi dengan kondisi sekarang ini,” terang dia.
Nanad pun sangat yakin usaha jenis buket terus survive (bertahan) dan bahkan terus berkembang, khususnya di Kota Medan. Karena jenis usaha ini masih relatif sedikit. “Selain mengharuskan kita untuk terus mengeluarkan kreasi-kreasi yang unik layaknya custom dan terus berkembang. “Selama Covid ini, saya dibantu satu orang teman yang mengerjakan orderan, karena saya juga sambil kuliah menjalani usaha ini,” tutup mahasiswi semester 7 FISIP USU ini.