Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia tercatat mengalami penurunan pada Jumat. Hal ini terjadi karena adanya kekhawatiran jika lonjakan kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa terjadi kembali, padahal kedua wilayah tersebut adalah konsumen bahan bakar terbesar di dunia.
Seperti diketahui, Amerika Serikat saat ini masih menempati posisi pertama dengan jumlah kasus positif COVID-19 dan jumlah kematian tertinggi di dunia, disusul Brasil dan India. Sementara beberapa negara di Eropa mencatat kenaikan jumlah kasus harian virus corona gelombang kedua.
Mengutip Reuters, Sabtu (17/10/2020), OPEC+ mengkhawatirkan jika gelombang kedua pandemi ini akan mengganggu produksi minyak dunia. Bahkan produksi minyak disebut akan surplus berlebihan. Kondisi ini akan menyulitkan pasar.
Minyak mentah berjangka Brent LCOc1 turun 23 sen menjadi US$ 42,93 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen menjadi US$ 40,88 per barel.
Kepala peneliti komoditas di National Bank Australia Lachlan Shaw mengungkapkan saat ini gelombang kedua yang terjadi di Eropa dan Amerika bagian Utara akan membebani pemulihan permintaan minyak.
Dia menyebut apalagi sejumlah negara Eropa kembali memberlakukan jam malam dan lockdown untuk menekan penyebaran Corona.
Analis pasar minyak Rystad Energy Paola Rodriguz-Masiu mengungkapkan seharusnya negara-negara pengekspor minyak ini menggelar pertemuan untuk kompensasi anggotanya.
OPEC+ memang mengatur untuk mengurangi pasokan hingga 2 juta barel per hari dari total produksi saat ini 7,7 juta barel per hari.(dtf)