Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-London. Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dituduh melanggar aturan pembatasan COVID-19 di Inggris. Dia dianggap gagal mengisolasi diri selama dua minggu setelah perjalanan dua hari ke Amerika Serikat menurut laporan Sunday Telegraph.
Dilansir Reuters, Minggu (18/10/2020) surat kabar itu mengatakan telah memperoleh gambar yang menunjukkan Blair, yang menjabat sebagai perdana menteri dari 1997 hingga 2007, meninggalkan restoran London 10 hari setelah kembali dari Washington bulan lalu.
The Sunday Telegraph mengatakan pihaknya memahami bahwa Blair mengajukan banding kepada pejabat Whitehall untuk dispensasi khusus dari aturan COVID-19, tetapi dia tidak diberi surat pengecualian resmi yang dia perlukan untuk menghindari masa isolasi 14 hari.
Blair berada di Washington untuk menghadiri upacara Gedung Putih ketika Israel menandatangani perjanjian yang membangun hubungan formal dengan Bahrain dan UEA.
Surat kabar tersebut mengutip juru bicara Blair yang mengatakan dia diundang oleh pemerintah AS karena peran yang dia mainkan dalam kesepakatan itu, menggambarkan upacara itu sebagai "konferensi diplomatik".
Juru bicara itu juga menegaskan Blair "tidak menimbulkan risiko bagi siapa pun" karena dia diuji sebelum keberangkatannya, saat tiba di Gedung Putih, dan lagi beberapa kali sejak kembali ke Inggris.
Beberapa tokoh besar telah dituduh merusak kepercayaan publik terhadap tanggapan virus Corona pemerintah Inggris dengan melanggar atau tampak melanggar peraturan.
Pada bulan Mei, penasihat paling senior Perdana Menteri Boris Johnson, Dominic Cummings, menolak untuk berhenti setelah diketahui bahwa dia telah berkendara sejauh 250 mil dari London ke Inggris utara ketika semua--kecuali perjalanan penting--dilarang.(dtc)