Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah meyakini proses vaksinasi awal untuk COVID-19 bisa dilakukan akhir tahun ini, meskipun vaksin Sinovac yang akan digunakan masih dalam tahap uji klinis tahap III dan diperkirakan baru selesai Januari 2021.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, di Indonesia sendiri selain uji klinis tahap III juga dilakukan proses penyuntikan vaksin kepada 1.620 relawan. Seluruh relawan itu sudah selesai dilakukan penyuntikan untuk vaksinasi pertama.
"Jadi progresnya bagus, semua relawan sudah mendapatkan suntikan. Lalu ada 1.071 relawan sudah dapat suntikan kedua, dan kita sudah lakukan pengambilan darah untuk mulai mengukur apakah sudah terbentuk antibodinya," terangnya dalam Webinar HUT Partai Golkar, Selasa (20/10/2020).
Untuk proses penyuntikkan vaksin kedua dan pengambilan darah, serta uji klinis tahap III dibutuhkan waktu 6 bulan. Namun Honesti menegaskan bahwa bisa dilakukan percepatan dengan label otorisasi penggunaan darurat atau emergency use authorization.
"Semua proses ini akan memakan waktu 6 bulan, tapi untuk percepatan Januari intern report sudah bisa dilaporkan ke BPOM. Sehingga bisa dikeluarkan BPOM dalam bentuk emergency use authorization," tambahnya.
Meski berlabel darurat, Honesti menekankan hingga saat ini Bio Farma belum mendapatkan kendala serius dalam proses uji klinis. Sebab jika ditemukan kendala prose uji klinis bisa dihentikan sementara.
Selain itu pemerintah juga akan mengimpor vaksin COVID-19 dalam bentuk jadi dari Cina. Honesti mengatakan akan ada 18 juta dosis yang akan disuntikkan kepada masyarakat dalam golongan prioritas pertama pada November-Desember 2020.
Mereka adalah tenaga kesehatan dan petugas yang menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah COVID-19. Vaksin jadi yang diimpor itu pun juga berlabel emergency use authorization.
"Memang ada program percepatan pemerintah untuk impor vaksin jadi dari negara China. Karena memang di China itu sudah dapat emergency use authorization," tuturnya.
Selain itu pemerintah, Bio Farma, BPOM hingga MUI juga sudah terbang ke Cina untuk mengecek langsung vaksin jadi yang akan diimpor tersebut. Untuk memastikan vaksin tersebut memenuhi kriteria vaksin, mulai dari keamanan hingga kehalalannya.
"Ini yang kita garansi persyaratan safety, persyaratan emergency dan tidak mengandung bahan-bahan yang non halal," tutupnya.(dtf)