Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional mencatat bahwa sektor akomodasi dan makanan minuman mengalami penurunan pendapatan terbesar akibat pandemi Covid-19. Pendapatan sektor ini bahkan nyaris 'habis' karena terpangkas di atas 90%, tepatnya 92,47% akibat Covid-19. Sektor lain yang pendapatannya merosot cukup besar yakni sektor jasa lainnya dan transportasi.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, mengatakan, usaha yang dampaknya rendah walaupun penurunan pendapatannya masih atas 50% adalah real estate. "Memang secara keseluruhan, hanya sekitar 59,15% perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan akibat Covid-19. Artinya, masih ada sekitar 40,85% perusahaan yang bisa normal atau bahkan pendapatannya naik," katanya, Rabu (21/10/2020).
Masih dari data BPS, dalam menghadapi Covid-19, PHK merupakan langkah terakhir yang diambil perusahaan. Secara rinci, pengurangan jam kerja adalah langkah yang relatif banyak diambil oleh pengusaha yakni sekitar 32,66%. Sedangkan sekitar 3,69% memilih merumahkan karyawan.
Ateng mengatakan, di masa pandemi Covid-19, perusahaan yang melakukan perubahan jumlah pegawai sebanyak 35,56%. Sedangkan perusahaan yang tidak mengurangi/menambahkan pekerja sekitar 62%. Dan ada sekitar 2% yang menambah pegawainya.
"Ini merupakan perusahaan yang relatif tidak begitu terdampak, biasanya di bidang komunikasi dan kesehatan," katanya.
Namun, kata Ateng, yang perlu diwaspadai adalah pelaku usaha yang melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja yang relatif lebih banyak adalah pada usaha menengah dan besar. Terutama pada industri pengolahan, kontruksi, serta akomodasi dan makanan minuman.
Bahkan untuk industri pengolahan, kata Ateng, ada pengurangan pegawai sekitar 52% mulai pertengahan Juli 2020. Dampak ini akan tercermin dalam survei tenaga kerja yang akan dilakukan BPS dan dirilis November nanti.