Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah diminta untuk lebih mengintensifkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona atau COVID-19 kepada mereka yang bekerja di sektor pertanian. Terbatasnya akses informasi tentang COVID-19 akibat lokasi pertanian yang jauh dari wilayah perkotaan dan faktor sarana komunikasi dapat menjadi kendala pekerja sektor ini memperoleh dalam informasi yang lengkap tentang bahaya COVID-19 dan pencegahannya.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen (UHN), Dr Ir Hotden L Nainggolan MSi, Sabtu (24/10/2020) mengatakan, dirinya melihat jika sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat terhadap mereka yang bekerja para sektor pertanian masih minim. Dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, para petani cenderung tidak menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak atau mencuci tangan dengan sabun.
"Hal ini disebabkan karena informasi yang mereka peroleh tentang bahaya COVID-19 dan pencegahannya, sangat terbatas. Lokasi pertanian umumnya jauh dari wilayah perkotaan yang mana masyarakat lebih mudah memperoleh akses informasi. Faktor jarak ini juga yang membuat sosialisasi menjadi minim," ujarnya.
Hotden mengatakan, kurangnya sosialisasi tersebut membuat mereka tidak memahami bahaya virus Corona dan bagaimana mencegahnya agar tidak tertular.
"Mereka belum memahami apa itu penerapan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, tidak berkerumun dan sebagainya," ujarnya.
Melihat lokasi kerja bidang pertanian yang cenderung jauh dari wilayah perkotaan, Hotden mengusulkan agar pemerintah melalui Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 serta Satgas COVID-19, pada masing-masing daerah di Sumatra Utara (Sumut) dapat berkolaborasi untuk memberikan sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat kepada mereka yang bekerja di sektor pertanian.
"Pemerintah bisa memanfaatkan tenaga penyuluh pertanian yang ada. Dinas Kesehatan, Gugus Tugas COVID-19 dan Satgas COVID-19 dapat memberikan edukasi dan informasi kepada tenaga penyuluh pertanian tersebut. Baru kemudian tenaga penyuluh pertanian ini yang melakukan penyuluhan tentang pencegahan penyebaran COVID-19 kepada para petani," ujarnya.
Hotden mengatakan, dirinya melihat bahwa para petani tersebut lebih membutuhkan sosialisasi secara langsung atau tatap muka, dibandingkan dengan jika mereka harus melihat melalui media elektronik atau yang lainnya.
"Jika dilakukan dalam bentuk tatap muka atau langsung dan dalam kelompok-kelompok kecil secara intensif, sosialisasi yang dilakukan dapat lebih efektif serta lebih cepat dipahami oleh para petani," jelasnya.
Hotden mengatakan, sektor pertanian saat ini menjadi salah satu dari sedikit sektor yang bisa bertumbuh dalam pandemi COVID-19 ini. Di samping itu, peran sektor pertanian sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan, baik di Sumut maupun secara nasional.
"Karena itu, sektor ini harus benar-benar diperhatikan. Tidak hanya dalam hal penyediaan bibit, pupuk, infrastruktur pengairan dan rantai pemasarannya, namun juga kesehatan para pekerjanya. Terlebih sektor pertanian merupakan sektor yang padat karya atau banyak menyerap tenaga kerja. Jadi penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat harus dijalankan," ujarnya.