Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sebuah torehan buruk kembali diukir Barcelona usai tumbang di El Clasico, akhir pekan lalu. Barca menyamai start terburuknya di LaLiga.
Barca dipaksa mengakui keunggulan sang rival abadi, Real Madrid, dengan kekalahan 1-3 di Camp Nou. Setelah memimpin lebih dulu berkat gol Ansu Fati, Blaugrana diberondong tiga gol balasan dari Madrid yang dicetak Federico Valverde, Sergio Ramos (penalti), dan Luka Modric.
Dengan demikian, Lionel Messi dkk baru meraup dua kemenangan dalam lima pertandingan pertamanya di LaLiga. Bahkan di tiga pertandingan terakhirnya, tim besutan Ronald Koeman itu gagal menang termasuk menderita dua kekalahan beruntun.
Alhasil, Barca terpuruk di posisi 12 klasemen Liga Spanyol setelah mengumpulkan tujuh poin hasil lima pertandingan. Barcelona tertinggal enam poin dari Real Madrid yang menempati posisi kedua hasil enam pertandingan, dan terpaut empat poin dari Atletico Madrid di posisi kelima.
"Kami sungguh sangat menantikan laga ini, saya rasa kami memasukinya dengan baik meskipun pekan lalu kalah dari Getafe. Laga berjalan seimbang, terutama di babak pertama," kata gelandang Barca Sergio Busquets usai pertandingan.
"Kami tampil lebih baik di awal babak kedua dan ada sejumlah momen berbahaya, terutama peluang Coutinho, yang aman cukup bersih. Tapi setelah penalti, keseimbangan condong ke mereka. Mereka jauh lebih nyaman, menunggu, dan menyerang kami lewat serangan balik."
Start serupa juga dialami Barca ketika masih dilatih Ernesto Valverde di awal musim 2019/2020. Hanya tujuh angka yang diperoleh setelah membuka liga dengan kekalahan melawan Athletic Bilbao dan Granada, kemudian seri dengan Osasuna sebelum menang melawan Real Betis dan Valencia.
Dilansir dari SPORT, start buruk pertama Barcelona terjadi di 1994/95. Koeman yang masih menjadi pemain Barcelona gagal mengangkat performa timnya sehingga hanya mendulang dua kemenangan dengan dua kekalahan dan satu seri.
Barcelona pun hanya mengoleksi lima poin dari lima pertandingan, dengan sistem dua poin untuk kemenangan. Bukannya tiga poin seperti yang diterapkan pada saat ini. dtc