Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Negara-negara di Eropa kembali mencatat lonjakan kasus COVID-19. Beberapa di antaranya akhirnya memilih untuk menerapkan lockdown kedua.
Sempat 'sukses' menghadapi gelombang pertama COVID-19, kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut Eropa kini kembali menjadi episentrum pandemi COVID-19. Mengapa?
"Eropa kembali menjadi episentrum pandemi ini," sebut Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Dr Hans Kluge.
Inggris juga memilih untuk kembali menerapkan lockdown selama 4 pekan mendatang, hingga 2 Desember 2020. Dirangkum detikcom dari berbagai sumber berikut 8 negara yang akhirnya kembali menerapkan lockdown.
1. Austria
Austria menetapkan lockdown kedua usai pandemi COVID-19 menjadi tak terkendali di dua pekan terakhir. Pemerintah Rusia rencananya menerapkan beberapa tindakan untuk menekan lonjakan COVid-19 yang tengah dihadapi.
Kanselir Austria Sebastian Kurz mengumumkan lockdown kedua ini pada Sabtu (31/10/2020). Aturan lockdown yang kembali diterapkan mengikuti Jerman.
"Sekolah, penata rambut, dan toko non-esensial akan tetap buka kali ini, dan larangan meninggalkan rumah hanya berlaku pada malam hari," sebutnya.
"Restoran, kafe, dan hotel akan tutup kecuali makanan untuk dibawa pulang dan untuk pelancong bisnis. Gym, bioskop, dan teater juga akan ditutup. Aturan akan mulai berlaku pada hari Selasa dan tetap berlaku hingga akhir November," jelas Sebastian Kurz.
2. Inggris
Selain Austria, Inggris juga ikut menerapkan lockdown. Berdasarkan laporan worldometers terkini Inggris berada di peringkat 9 tertinggi di dunia.
Lebih dari 1 juta kasus COVID-19 tercatat dengan penambahan kasus baru terakhir lebih dari 20 ribu kasus yaitu 21.915. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan lockdown pada Sabtu (31/10/2020).
"Natal mungkin sangat berbeda," jelas Boris.
Lockdown disebut Boris akan berlaku hingga 2 Desember. Namun, lockdown kali ini berbeda dengan sebelumnya.
"Pub, restoran, gym, dan toko non-esensial harus tutup selama empat minggu mulai Kamis," kata Boris.
"Tetapi tidak seperti batasan di musim semi, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas dapat tetap buka. Setelah 2 Desember, pembatasan akan dilonggarkan dan daerah akan kembali ke sistem berjenjang," pungkasnya.
3. Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu (28/10/2020), memerintahkan negara-nya kembali lockdown. Bahaya gelombang besar COVID-19 disebut mengintai beberapa Prancis karena akan memasuki musim dingin.
"Virus itu beredar dengan kecepatan yang bahkan tidak diantisipasi oleh perkiraan yang paling pesimistis," kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Reuters.
"Seperti semua tetangga kami, kami tenggelam oleh percepatan virus yang tiba-tiba," lanjutnya.
4. Jerman
Kasus COVID-19 di Jerman pun kembali mengalami lonjakan. Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (28/10/2020), mengumumkan akhirnya kembali lockdown.
Selama lockdown, Jerman akan menutup menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 hingga 30 November mendatang. Berdasarkan laporan worldometers per Minggu (1/11/2020) ada lebih dari 10 ribu kasus yang tercatat.
Jerman menjadi peringkat ke 15 dengan total kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Ada 544.346 kasus COVID-19 yang tercatat di sana.
5. Belgia
Belgia menjadi salah satu negara Eropa yang ikut memberlakukan lockdown, tetapi secara parsial. Beberapa toko terpaksa ditutup kembali dan aktivitas apapun yang memungkinkan banyak kontak dekat terjadi dilarang.
Seperti halnya salon, gym, kolam renang, fasilitas budaya dan rekreasi lainnya ditutup. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa pada hari Jumat menempatkan Belgia sebagai negara yang terkena dampak terburuk di blok 27 negara, dengan 1.600 kasus per 100.000 orang.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit selama seminggu terakhir 77 persen lebih tinggi dari minggu sebelumnya, dan 10 persen lebih tinggi dari rekor sebelumnya.(dtc)