Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Indonesia mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 tercatat -3,49% sebagaimana yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS). Provinsi Sumatra Utara juga minus, tepatnya - 2,60%.
Nah bagaimana Provinsi Sumut menghadapi resesi itu?. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengatakan resesi tak bisa dihindarkan karena dampak covid-19. Langkah yang diambil menghadapinya adalah kembali ke sektor agraris.
Hal itu dikatakan Gubernur Edy menjawab wartawan usai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Gubsu, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (06/11/2020).
Menurut Edy Rahmayadi, resesi harus direspon dengan mengamankan produk-produk pertanian, seperti sayur mayur, cabai merah, cabai rawit, beras, bawang putih, bawang merah.
"Makanya kemarin saya sangat yakin dengan food estate (di Humbang Hasundutan), yaitu untuk memenuhi kebutuhan pangan di Sumut, Sumatra, bahkan Indonesia," sebut Edy.
Lalu dampak resesi yang akan berimbas terhadap meningkatnya pengangguran di Sumut? Menurut Edy Rahmayadi tetap harus kembali ke pertanian.
"Ini dia, kembali ke agraris. Pengangguran itu kan perusahaan, tetapi kalau kembali ke pertanian, perusahaam itu kan bersangkutan dengan pangan, papan, sandang dan pangan, kan kecukupan itu untuk orang mendapatkan upah," jelas Edy.
Ia menegaskan bahwa bagaimana pun masyarakat harus aman akan kecukupan pangan. "Terfokus akibat covid ini, adalah kepada pangan. Inilah kita kembali kepaa pertanian dan pangan. Seandainya yang terjelek, perusahaan terjadi devaluasi, depresi maka tutup, tapi rakyat kita harus tetap makan," tambah Edy.
Namun semuanya itu, menurut mantan Pangkostrad itu, semua elemen harus bersinergi menghadapi resesi.