Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Informasi holistik tentang keris perlu digali terus. Pasalnya di Indonesia, selama ini, keris identik dengan Jawa. Padahal benda eksotis-filosofis ini juga banyak ditemukan di luar Pulau Jawa dengan jenis dan bentuknya yang khas. Seperti di Pulau Sumatra misalnya, tak terhitung keris yang ditemukan dari pulau swarnadwipa ini. Selain keris Melayu, Piso Tumbuk Lada dari Karo dan Gaja Dompak milik Dinasti Sisingamangaraja (Batak Toba), jika dilihat dari definisinya, pusaka ini juga masuk kategori keris.
"Banyak pikiran yang salah tentang keris. Keris itu tidak harus berliuk-liuk, juga bukan senjata perang utama dan tidak hanya milik masyarakat Jawa," kata Sekretaris Sekretariat Nasional Perkerisan Nasional (SNKI) Sumatra Utara (Sumut), Ari Widiyanta kepada media, di Medan, Sabtu sore (7/11/2020)
SNKI Sumut, kata Ari, juga tidak sepakat bila keris dikait-kaitkan dengan klenik. Keris itu perpaduan budaya dengan teknologi yang berkembang di masanya. Dari sebuah keris, banyak informasi yang bisa digali. Misalnya siapa pemiliknya, apa tujuan pembuatannya, bagaimana situasi sosial politik, ekonomi di masa keris itu dibuat dan sebagainya.
Hal sama juga dikatakan Wakil Ketua SNKI Sumut Jimmy Siahaan. Jimmy mencontohkan, bila memang untuk senjata perang, mestinya gagang keris dibuat nyaman dalam genggaman sebagaimana pedang. Tapi pada keris tidak demikian, karena gagangnya pendek, nyaris tidak penuh satu genggaman. Sekalipun disebut-sebut sebagai senjata untuk menikam, bukan menebas, tetap saja terasa kurang nyaman digenggam. Ini berarti keris lebih memiliki tujuan lain yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya. Makanya ada etika tersendiri saat menggenggam keris, termasuk membuka sarungnya laiknya manusia membuka pakaian, dimana sarungnya yang diangkat, bukan kerisnya yang dikeluarkan.
"Keberadaan SNKI Sumut fokus kepada hal-hal ini. Nilai-nilai edukasi diutamakan sehingga terungkap pengetahuan yang memunculkan rasa cinta terhadap benda pusaka ini," terang Jimmy.
Ditanya muasalnya di Sumatra, pengamat keris Wisnu, menambahkan, jika merunut sejarah, di Pulau Sumatra dulu ada kerajaan Sriwijaya di abad ke-7. Disebut-sebut peninggalan kerajaan ini adalah Candi Portibi. Belakangan, ditemukan ukiran/motif sebuah keris seperti relief yang ada di candi ini.
"Memang budaya tulis orang Sumatra tidak semassif Jawa. Ini juga harus menjadi perhatian SNKI Sumut bila ingin menggali lebih dalam keris asal Sumatra," kata Wisnu.
Ketua SNKI Sumut Phil Ichwan Azhari mengatakan, pertanyaan mendasar itu nantinya akan terjawab dari penggalian dan pengumpulan informasi yang akan mereka lakukan. Bukan untuk polemik namun untuk memperkaya khasanah sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat luas.