Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Denmark menemukan mutasi Corona baru dari cerpelai atau mink. Mulanya, belasan orang yang dilaporkan terinfeksi dari mutasi baru Corona cerpelai, kini dilaporkan ada ratusan orang yang terinfeksi Corona berkaitan dengan cerpelai.
Dikutip dari Reuters, Denmark's State Serum Institute yang menangani penyakit menular, menemukan hubungan dari virus Corona baru pada 214 orang yang terinfeksi sejak Juni, demikian laporan mereka dalam situs resmi yang diperbaharui Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, satu jenis virus korona yang bermutasi, yang telah mendorong Denmark untuk memusnahkan seluruh kawanan cerpelai, sejauh ini telah ditemukan pada 12 orang dan di lima peternakan cerpelai.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Mette Frederiksen mengatakan pemerintah ingin memusnahkan semua cerpelai di peternakan untuk meminimalkan risiko penularan mamalia seperti musang ke manusia.
"Ini sangat, sangat serius," kata Frederiksen.
"Jadi, virus yang bermutasi di cerpelai dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan di seluruh dunia," lanjutnya.
Pemerintah Denmark tak mau ambil risiko. Lebih dari seperempat juta warga Denmark menjalani lockdown yang ketat di wilayah utara, di mana mutasi baru Corona dari cerpelai ditemukan. Menteri Kesehatan Magnus Heunicke mengatakan setengah dari 783 kasus COVID-19 pada manusia di Denmark utara memiliki hubungan dengan cerpelai.
Direktur Kegawatdaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan menyebut hingga saat ini menyebut mutasi Corona yang ditemukan di cerpelai dipastikan masih merupakan virus yang sama terkait COVID-19. Namun, perlu diteliti lebih lanjut apakah virus ini memang memiliki perbedaan pada penularan dan lainnya.
"Saya pikir sangat penting untuk menyadari bahwa hal-hal seperti ini (mutasi Corona) terjadi sepanjang waktu," jelas Michael Ryan dalam konferensi pers WHO di Jenewa, Jumat (11/6/2020).
"Itu menjadi perhatian, karena spesies mamalia seperti cerpelai adalah inang yang sangat baik dalam arti tertentu dan virus dapat berevolusi di dalam spesies tersebut, khususnya jika ada dalam jumlah besar yang saling berdempetan," lanjutnya.
Otoritas Denmark sebelumnya menyebut ada kekhawatiran mutasi Corona ini lebih tahan pada vaksin. Namun, Ryan menegaskan WHO masih 'jauh' untuk memastikan hal tersebut.
"Bukti yang kami miliki tidak menunjukkan bahwa varian ini dengan cara yang berbeda dalam cara prilakunya, mungkin memiliki sedikit tanda yang berbeda tetapi masih virus yang sama, yang telah kami evaluasi dari waktu ke waktu adalah apakah virus itu memiliki perbedaan dalam penularan atau implikasi apa pun untuk diagnosis mr atau tentang vaksin," pungkasnya.(dth)