Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mantan Ketua Harian DPD I Partai Golkar Sumut, Yasir Ridho Lubis mengaku karier politiknya sudah habis. Hal itu terkait kegagalannya menjadi Ketua DPD I Partai Gokar Sumut setelah hasil Musda X Partai Golkar Sumut, di Hotel JW Marriot, Medan, 24 Februari 2020, yang menetapkannya sebagai ketua terpilih dianulir oleh Mahkamah Partai Golkar. Ketua Golkar Sumut kini dijabat oleh Musa Rajekshah (Ijeck), yang terpilih secara aklamasi dalam Musda X ulang di Jakarta, 6 November 2020 setelah mendapat diskresi dan fatwa dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto.
Saat menghadiri pelantikan pengurus KNPI Sumut periode 2020-2023 di di Hotel Grand Aston, Medan, Sabtu (7/11/2020) malam, Ketua KNPI Sumut periode 2008-2014 itu menyampaikan pesan khusus. Wakil Ketua DPRD Sumut ini juga mengaku baru pertama kali menghadiri acara KNPI usai tidak lagi menjabat.
"Ini acara pertama KNPI yang saya datangi setelah dua periode menjadi Ketua, " ujar Yasir Ridho, saat didapuk memberi sambutan di akhir.
Yasir Ridho, yang pernah dicopot sebagai Sekretaris Partai Golkar Sumut saat partai beringin dipimpin Ajib Shah tersebut mengatakan, setelah gagal dalam perebutan kursi Ketua Golkar Sumut, karier politiknya habis. Meski usianya masih relatif mudah, yakni 49 tahun, ia pun tidak lagi punya ambisi menjadi ketua apapun di Sumut.
"Karier politik saya sudah habis. Kepada adik-adik KNPI pesan saya berpolitik seadanya, berkawan selamanya. Karena kawanlah yang akan menemani kita," ucapnya.
BACA JUGA: Ada Perintah Ketum Golkar Menangkan Ijeck, Yasir Ridho Batal Maju
Pencapaian yang sudah diraihnya saat ini sudah lebih dari cukup. Akan dicatat dalam sejarah bahwa dirinya pernah menjadi Ketua KNPI Sumut dua periode dan Wakil Ketua DPRD Sumut.
Kepada Samsir Pohan yang baru dilantik sebagai Ketua KNPI Sumut, Ridho pun berpesan agar berlaku demokratis. Tidak asal tunjuk siapa Ketua KNPI di kabupaten/kota.
"Kalau ada Plt Ketua itu hanya mempersiapkan agenda musda (musyawarah daerah). Setelah itu biarkan demokrasi berjalan, berposes, bermusyawarah. Untuk apa ada musda kalau hanya ada calon tunggal, bagus dibayar saja wasitnya, selesai pertandingan," bilangnya yang disambut gelak tawa pengurus KNPI.
Bukan hanya itu, dia berpesan agar Samsir Pohan bisa menggunakan kantor KNPI yang dibangunnya semasa masih menjabat.
"Ada kantor KNPI Sumut yang dulu saya bangun, biayanya Rp 10 miliar, tidak ada masuk penjara. Adinda Samsir gunakan itu, sayang tidak terpakai, " pungkasnya.