Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Pemilihan kepala daerah serentak pada 19 Desember 2020 di 270 daerah di Indonesia adalah tantangan yang cukup besar bagi kita, karena saat ini kita sedang diterjang oleh pandemi Covid-19 yang semakin meningkat. Hal yang harus kita soroti bahwa Pilkada ini sangat penting, sehingga seluruh elemen masyarakat harus ikut berpartisipasi. Karena pemilihan ini mempertaruhkan nasib rakyat yang tidak hanya 5 tahun ke depan, namun masa depan dari bangsa itu sendiri.
Selain itu, kita tahu bahwa dampak dari pandemi ini sendiri sangat besar dalam kehidupan. Tidak hanya menjadi ancaman di sektor kesehatan, pandemi ini juga sangat sangat menghantam kegiatan perekonomian dan berbagai sektor lainnya. Hal ini akan menjadi tanggung jawab dan tugas dari bagi para pemimpin baru dan pemangku kebijakan dalam memberikan solusi terhadap dampak yang terjadi hari ini.
Pilkada yang tetap diadakan di masa pandemi ini tentunya ini menjadi suatu kekhawatiran besar yang dihadapi oleh seluruh pihak. Pilkada serentak ini tidak hanya menjadi salah satu kewajiban dalam berdemokrasi untuk memilih pemimpin secara langsung, namun juga ke depannya setelah terpilihnya pemimpin yang baru ini akan menjadi suatu catatan dalam sejarah demokrasi politik Indonesia dan bagaimana terpilihnya pemimpin yang benar-benar memiliki niat yang ikhlas dan kuat untuk membangun daerah serta memulihkan perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
Dalam kondisi pandemi ini tentu akan sangat berpengaruh pada jumlah partisipasi pemilih yang akan datang ke TPS untuk menunaikan hak pilihnya. Karena akan muncul kekhawatiran yang cukup besar terhadap kondisi hari ini. Kita tidak menginginkan setelah Pilkada serentak justru membuat klaster untuk penularan covid ini. Sehingga akibatnya banyak yang enggan untuk menyalurkan hak pilihnya.
Berdasarkan riset yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kelompok milenial merupakan pemilih terbesar dengan porsi 37,7% pada Pemilu 2019. Kemudian untuk pemilih pemula 12,7%. Tentu saja gabungan kelompok pemilih muda ini lebih dari setengah pemilu di Indonesia. Dimana dalam pilkada sebelumnya angka pemilih milenial maupun pemula memang rata-rata mencapai 60% atau yang terbanyak dibanding kategori lain seperti pemilih perempuan maupun pemilih dewasa. Sehingga kuantitas pemilih generasi milenial ini akan sangat menentukan keberhasilan Pilkada 2020. sebagai penyumbang angka terbesar sebagai pemilih kaum milenial menjadi tolak ukur suksesnya Pilkada Serentak 2020.
Namun mari kita telisik bagaimana sikap generasi milenial saat ini yang kurang melek terhadap demokrasi, politik dan banyak yang memiliki sikap tak acuh terhadap politik, sikap ini sangat tidak boleh dibiarkan begitu saja. Dengan pesatnya perkembangan zaman dibutuhkan pendidikan politik dan wawasan demokrasi dalam kehidupan generasi milenial. Dikarenakan generasi milenial ini akan menentukan sukses atau tidaknya demokrasi politik di Indonesia kedepannya.
Sehingga peran generasi milenial dinilai sangat penting, untuk itu harus adanya kolaborasi antara berbagai pihak, untuk mensukseskan Pilkada 2020 ini dengan cara mengedukasi masyarakat sesuai dengan sarana nya masing-masing dan tentunya dalam penyelenggaraan nantinya, penyediaan alat kesehatan, proses pemilihan yang disiplin dengan penerapan protokoler kesehatan ketat.
Kita harus meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat dan peran kaum milenial dapat menjadi influencer untuk membangkitkan semangat pemilih milenial lainnya tentunya, dengan memberikan pandangan yang kritis untuk memilih pemimpin yang benar-benar layak dipilih menjadi pemimpin.
Dengan memaksimalkan berbagai media informasi dan komunikasi, para generasi milenial dapat membuat dan menyebarkan konten-konten positif tentang pemimpin yang diharapkan bangsa serta kritis dalam menilai setiap calon pemimpin dengan membuktikan bahwa suara mereka begitu berharga untuk ditukar dengan rupiah karena suara mereka menentukan nasib bangsa ini.
Marilah kita menjadikan kondisi yang berat ini sebagai suatu tantangan bahwa kita harus tetap menyelamatkan negeri kita dengan satu suara yang sangat berharga yang kita miliki untuk mewujudkan negara yang berdaulat, karena pemilih berdaulat adalah potret negara yang kuat.
====
Penulis Guru di SDN 024764 Binjai dan aktivis Cendekia Kreatif Indonesia Binjai.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]